MIMBAR RAKYAT (Jakarta) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pekerjaan Umum DKI tengah mempersiapkan sepuluh langkah antisipasi banjir di ibukota untuk jangka pendek.
“Memang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta. Tetapi, kita tetap menyiapkan langkah antisipasi jangka pendek,” kata Kepala Dinas PU DKI Manggas Rudy Siahaan di Jakarta, Selasa.
Menurut Manggas, langkah pertama tersebut, yakni membentuk satuan petugas (satgas) banjir di 42 kecamatan dan suku dinas (sudin). Kedua, membentuk Satgas Jalan Rusak di 42 kecamatan dan sudin.
“Satgas ini akan bertindak cepat memperbaiki jalan-jalan yang rusak akibat genangan air atau banjir. Jalan rusak harus diperbaiki dengan cepat. Kalau tidak, maka akan membahayakan keselamatan pengendara,” ujar Manggas.
Langkah ketiga, katanya, adalah menangani 200 titik genangan yang tersebar di wilayah ibukota. Keempat, melakukan pengerukan terhadap 160 saluran penghubung dari total keseluruhan 884 saluran yang ada di Jakarta.
Kelima, pihaknya akan melakukan pengerukan 18 submakro. Keenam, mengeruk 12 waduk yang tersebar di wilayah DKI. Ketujuh, melakukan refungsi kali di 80 lokasi. Kedelapan, memperbaiki 73 pompa air pengendali banjir.
Langkah kesembilan, melakukan perbaikan terhadap 62 pintu air. Terakhir, memasang kamera pengawas atau Closed Camera Television (CCTV) di 130 stasiun pompa.
“Pemasangan CCTV tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan sistem peringatan dini atau ‘early warning system’ kepada seluruh masyarakat agar dapat melakukan berbagai persiapan sebelum menghadapi banjir,” tutur Manggas.
Dia mengungkapkan beberapa faktor penyebab banjir di Jakarta, antara lain penurunan muka tanah hingga ke tengah kota. Kemudian, penyempitan sungai yang disebabkan perilaku warga yang suka membuang sampah sembarangan dan banyaknya permukiman atau bangunan liar bermunculan di tepi sungai.
“Bukan cuma itu, banjir juga disebabkan terjadinya perubahan tata ruang karena banyaknya daerah kosong yang berubah menjadi apartemen atau pusat perbelanjaan. Sehingga, air atau limbah dari bangunan-bangunan itu banyak memenuhi drainase,” kata Manggas. (KB)