Mimbar-Rakyat.com (New York) – Presiden AS terpilih Donald Trump membantah laporan bahwa Rusia telah mengumbar kabar buruk dan mengorbankan informasi pribadi dan keuangan tentang dia. Trump menyebut itu merupakan kabar atau berita bohong.
Bicara dalam konferensi pers pertamanya sejak memenangi pemilu November tahun lalu, Trump dengan nada tinggi menyebut tuduhan terhadap dirinya itu belum dikonfirmasi. Menurut dia, bila benar pihak intelijen telah merilis materi tersebut, tuduhan itu adalah bohong. Dia juga menyerang media massa yang meberitkaan hal itu.
Sebelumnya beredar kabar, komunitas intelijen AS mendapat informasi bahwa Rusia terlibat dalam serangan cyber selama terjadinya pemilihan presiden AS. Rusia berusahaa “mengecilkan” calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan mendukung Trump.
Rusia juga telah menolak klaim dan menduga apa yang berkembang bertujuan merusak hubungan Moskow dengan Washington.
Menurut juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, Kremlin tidak memiliki kepentingan terkait informasi tentang Trump dimaksud. Hal itu menurut dia adalah kabar palsu dan merupakan upaya merusak hubungan bilateral kedua negara.
Bill Schneider, profesor kebijakan publik di George Mason University, menduga informasi dengan mengatasnamakan datang dari badan intelijen belum diverifikasi. “Kami tidak tahu persis apa yang di dalamnya, kita tidak tahu detailnya,” katanya kepada Al Jazeera.
“Rusia tidak dalam kapasitas melakukan hal semacam itu, menggunakan semacam informasi untuk keuntungan sendiri, tapi banyak orang Amerika menganggapnya sebagai menarik karena mereka bingung dengan hubungan antara Donald Trump dan Vladimir Putin, mengapa begitu dekat. Mengapa Vladimir Putin tampaknya memiliki rahasia atas Mr Trump, dan mengapa dia begitu berpengaruh dalam pemilihan ini,” kata Schneider.***(janet)
