MIMBAR-RAKYAT.com (Doha) – DPR akan mempercepat proses ratifikasi perjanjian bebas visa RI-Qatar bagi pemegang paspor diplomatik, dinas dan khusus, mengingat ratifikasi telah dilakukan oleh pihak Qatar.
Demikian salah satu hasil kunjungan Ketua Komisi VII DPR RI, Fadel Muhammad dalam pertemuannya dengan Dubes RI Doha, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi dan komunitas Diaspora Indonesia yang didampingi Counsellor KBRI Doha, Zaenur Rofid dan Boy Dharmawan ketika berkunjung ke Doha pada 31 Mei 2016.
Penandatanganan dokumen kerjasama di bidang Perjanjian Bebas Visa tersebut dilakukan ketika Presiden RI, Joko Widodo berkunjung ke Qatar, pada 14-15 September 2015.
Meski perjanjian tersebut telah diratifikasi oleh Parlemen Qatar namun belum berlaku sebelum diratifikasi oleh DPR.
Fadel Muhammad berharap proses ratifikasi tersebut segera dilakukan agar memudahkan kunjungan pejabat kedua negara sehingga berdampak positif bagi peningkatan hubungan bilateral RI-Qatar. Disampaikan pula harapannya agar perjanjian bebas visa RI-Qatar di masa mendatang juga mencakup untuk paspor biasa.
Dalam pertemuan dengan tokoh Diaspora Indonesia di Qatar, dibahas pula upaya peningkatan kerjasama antara RI-Qatar khususnya kerjasama di bidang gas.
Tampo Jamhur, salah seorang tokoh Diaspora tamatan ITB yang bekerja pada Tasweeq, perusahaan pemasaran migas Qatar, mengatakan Qatar berminat melakukan kerjasama dengan Indonesia.
Ia menjelaskan, Qatar memiliki cadangan minyak sekitar 25 milyar barrel dan gas 900 triliun kaki kubik atau ketiga di dunia setelah Rusia dan Iran. Diutarakan pula, cadangan gas diperkirakan mencapai 150 tahun dan sejak 2011, Qatar menjadi pengekspor LNG terbesar di dunia yaitu 77 juta metrik ton per tahun.
Fadel Muhammad menyambut baik informasi mengenai potensi hubungan RI-Qatar dan merencanakan melakukan kunjungan ke Qatar guna memaksimalkan potensi kerjasama ekonomi antara kedua negara.
“Indonesia dapat memanfatkan kilang gas di Indonesia seperti Arun LNG di Lhoksumawe, Aceh dan LNG Badak di Bontang, Kaltim untuk distribusi LNG di Indonesia dan kawasan sekitar” ujarnya.
Dubes Sidehabi menyampaikan apresiasi kunjungan Ketua Komisi VII DPR dalam rangka meningkatkan kerjasama RI-Qatar di bidang gas. Dijelaskan pula mengenai kebijakan “look east policy” Qatar untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan perdagangan termasuk di sektor migas dengan negara-negara Asia, khususnya Indonesia.
“Qatar berminat untuk menjadikan Indonesia sebagai hub untuk penjualan produk gas di ASEAN”, ucapnya.
Mantan Irjen TNI tersebut menambahkan bahwa ketika kunjungan Presiden RI ke Qatar telah ditandatangani Head of Agreement antara PT. Pembangkit Jawa Bali (anak perusahaan PLN) dengan Nebras Power untuk Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik, Combined Circle berbahan bakar gas.
Pembangkit listrik dengan investasi sebesar USD 700 juta untuk daya 2×250 MW, yang rencananya dibangun di Belawan, Sumatera Utara.
Kunjungan Ketua Komisi VII DPR yang juga Sekretaris Dewan Pembina Golkar tersebut digunakan untuk melihat potensi ekonomi Qatar dengan mengunjungi dua kota fenomenal baru hasil reklamasi di Qatar, Pearl dan Lusial city yang masih dalam tahap pembangunan. Lusail City merupakan kawasan pinggiran dan penunjang kota Doha yang menjadi ajang sirkuit balap MotoGP.
Selain itu, Pemerintah Qatar mengalokasikan anggaran USD 200 milyar untuk pembangunan berbagai sarana infrastruktur seperti stadion, hotel, pusat komersial dan jaringan kereta api guna mensukseskan pelaksanaan Kejuaraan Sepak Bola Piala Dunia pada 2022. (BD/KB)