MIMBAR-RAKYAT.com (Doha) – Muttawa Indonesia berperan penting dalam diplomasi sosial keagamaan khususnya dalam pengajaran agama dan budaya Islam di Qatar.
Duta Besar Indonesia untuk Qatar Muhammad Basri Sidehabi mengatakan hal itu di hadapan anggota organisasi masyarakat Indonesian Muttawa in Qatar (IMQ) minggu ini.
Dubes Basri menghargai peran dan kontribusi IMQ yang dianggap berhasil mempromosikan hubungan diplomatik Indonesia dan Qatar khususnya dalam kegiatan sosial-budaya melalui ajaran Islam dalam pertemuan yang diadakan di Wisma Duta.
Muttawa adalah nama yang diberikan untuk pengurus mesjid di Qatar yang bertugas melayani dan mengelola masjid termasuk di antaranya melaksanakan fungsi sebagai imam, muazin, penceramah dalam kegiatan agama di mesjid-mesjid Qatar.
Dubes Basri menjamu mereka guna meningkatkan tali silaturahim.
Mantan Anggota DPR ini juga menegaskan pentingnya kontribusi Muttawa guna memperkuat kesatuan masyarakat Indonesia melalui dakwah Islam termasuk di antaranya mendukung peran kedutaan untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Qatar khususnya dalam kegiatan budaya.
“IMQ diharapkan dapat menjadi teladan bagi komunitas diaspora di perantauan dan menjadi contoh kepribadian Indonesia di Qatar,” papar mantan Pilot F-16 pertama Indonesia itu.
Diimbau pula agar anggota IMQ mematuhi peraturan setempat serta membantu menjaga persatuan dan kesatuan melalui ceramahnya.
“Kami turut aktif mempromosikan hubungan antara Indonesia dan Qatar melalui kegiatan budaya,” kata Ustad Yahya Nawawi, ketua IMQ.
Anggota IMQ yang turut hadir juga berasal dari perwakilan di berbagai kota di Qatar seperti Doha, Dukhan, Al Khor, Mesaieed dan Wakrah.
Menurut Muttawa asal Lombok ini, pertemuan para Muttawa dengan KBRI adalah pertama kalinya dilakukan di Wisma Duta.
“Kami bersyukur karena acara ini adalah pertama kalinya kami diundang Bapak Dubes di kediamannya,” ujar Yahya yang bermukim di Qatar sejak 2001.
Dubes Basri berjanji akan mengadakan pertemuan secara berkala guna untuk memperkuat silaturahim dan persatuan dengan IMQ.
Dalam acara tanya jawab, Ustad Syukron Habibie menyampaikan keprihatinannya dengan nasib yang melanda umat Islam di Allepo, Suriah dan Mynmar serta mengharapkan peran Indonesia untuk mengurangi penderitaan mereka.
Dubes Basri juga memaparkan mengenai politik luar negeri yang bebas aktif dan peran pemerintah dalam penyelesaian konflik agar terwujudnya perdamaian.
Disampaikan pula upaya yang dilakukan pemerintah dalam membantu menyelesaikan konflik tersebut namun hal tersebut kerap kurang mendapat publikasi dari media. Dubes menghargai dan menjanjikan akan menyampaikan keperihatian IMQ ke pemerintah pusat.
Menurut pejabat KBRI Doha, Boy Dharmawan, Muttawa berperan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan karena komunitas diaspora Indonesia yang berjumlah sekitar 40 ribuan sebagai besar di antaranya memperoleh pengajaran agama Islam dan ceramah dari para Muttawa.
Pejabat Fungsi Politik ini mengatakan awalnya sebagian Muttawa berpikiran “su’uzon” ketika menerima undangan KBRI.
Namun akhirnya mereka hadir guna meningkatkan tali silaturahim.
Pertemuan silaturahim berlangsung hangat yang diselingi canda dan penuh keakraban hingga larut malam.
“Kami mengharapkan agar sering-sering diundang (ke Wisma Duta),” ujar Ketua IMQ Yahya Nawawi yang bermukim di Qatar sejak 2001.
Di Qatar terdapat lebih dari 1000 mesjid yang semuanya memiliki Muttawa yang berasal dari manca negara.
Dikatakannya, untuk Muttawa Indonesia yang diseleksi di Indonesia harus bisa menghafal sekitar 10 juzz Al Quran. Sedangkan jika langsung datang ke Qatar harus dapat menghafal 30 juzz. Seleksi untuk Muttawa Indonesia biasanya dilakukan di Pesantren Darunnajah di Jakarta.
Umumnya Muttawa yang telah bekerja minimal lebih dua tahun bisa membawa keluarganya ke Qatar.
Mengingat Qatar merupakan salah satu negara terkaya di dunia, kehidupan Muttawa cukup terjamin. “Beberapa Muttawa Indonesia yang sudah lama bermukim di Qatar bahkan memiliki mobil mewah kelas premium,” cetus pejabat politik ini. (SP/KB)