mimbar-rakyat.com (Gaza) – Empat warga Palestina tewas dan 51 lainnya cedera dalam protes terhadap pasukan militer Israel di Jalur Gaza timur, pada hari Jumat (4/4), kata petugas medis dan sumber-sumber keamanan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qidra, seperti dilaporkan Al Jazeera, mengatakan kepada wartawan bahwa diantara korban tewas dua adalah demonstran, Raid Abu Tair, 19, dan Ramzi Abdo, 31, yang ditembak mati di Jalur Gaza timur, dekat pagar Israel.
Protes Jumat pecah di sore hari sebagai bagian dari aksi unjuk rasa dan protes mingguan yang telah berlangsung sejak 30 Maret tahun lalu.
Qidra menambahkan bahwa dua warga Palestina lainnya, milik sayap bersenjata Hamas, Ezzedine al-Qassam Brigades, tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza tengah, di sebelah timur kamp pengungsi al-Mughazi. Keduanya diidentifikasi sebagai Abdullah Ibrahim Abu Malooh, 33 dan Alaa Ali al-Bubali, 29.
Hamas mengkonfirmasi kematian anggotanya dan berjanji untuk menanggapi apa yang disebutnya “agresi Israel”.
Sebanyak 51 orang juga terluka dalam kedua insiden itu, kata kementerian itu.
Sementara menurut tentara Israel, dua tentaranya terluka di pagar Israel di sebelah timur Gaza. Dan militer Israel mengatakan telah mengenai sebuah pangkalan milik Hamas setelah tembakan dilancarkan ke pasukannya di sepanjang perbatasan.
Seorang juru bicara militer mengatakan sekitar 5.200 warga Palestina telah mengambil bagian dalam demonstrasi sepanjang hari.
Sebagai bagian dari Great March of Return, para pengunjuk rasa di Jalur Gaza menuntut hak para pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka di Palestina yang bersejarah, dari mana mereka diusir pada tahun 1948 untuk memberi jalan bagi negara baru Israel.
Mereka juga menuntut diakhirinya blokade 12 tahun Israel di Jalur Gaza, yang telah memusnahkan ekonomi daerah kantong pantai dan merampas sekitar dua juta penduduk dari banyak komoditas pokok.
Kementerian kesehatan Gaza mengatakan bahwa sejak pecahnya protes mingguan tahun lalu, tentara Israel telah membunuh 275 demonstran dan melukai 17.000 lainnya, yang secara resmi dirujuk ke rumah sakit.
Israel telah melakukan tiga serangan di Gaza sejak Desember 2008. Perang terakhir tahun 2014 merusak infrastruktur Gaza yang sudah sangat lemah, mendorong PBB untuk memperingatkan bahwa jalur itu akan “tidak dapat dihuni” pada tahun 2020.***sumber Al Jazeera dan kantor-kantor berita.(janet)