MIMBAR-RAKYAT.com (New York) – Roger Federer selamat dari dua match point untuk menaklukkan Gael Monfils 4-6, 3-6, 6-4, 7-5, 6-2 dan mencapai semi final AS Terbukanya, Kamis (Jumat WIB), untuk memelihara impiannya meraih gelar keenam.
Unggulan kedua asal Swiss berusia 33 tahun itu, yang berupaya menjadi juara tertua untuk memenangi gelar Grand Slam selama lebih dari 40 tahun, berada di ambang tersingkir oleh petenis Swiss unggulan ke-20 Monfils dengan dua match point pada game kesepuluh di set keempat.
Namun sekali match point itu dapat digagalkan, permainan petenis flamboyan tapi sulit diprediksi dari petenis Prancis 23 tahun itu segera merosot, kekurangan staminanya membuat ia kerepotan pada set kelima yang berlangsung berat sebelah.
Ini merupakan kemenangan ke-26 Federer dari 27 kali pertandingan yang dimainkan pada malam hari di New York, dan membuat ia hanya terpaut satu kemenangan lagi dari rekor 600 kemenangan sepanjang kariernya di lapangan permukaan keras, torehan yang dapat dicapainya jika ia mengalahkan Marin Cilic untuk menembus final.
Unggulan ke-14 asal Kroasia Cilic menaklukkan unggulan keenam asal Ceko Tomas Berdych dengan skor 6-2, 6-4, 7-6 (7/4) pada Kamis pagi untuk mencapai semifinal AS Terbuka pertamanya.
Kemenangan Federer merupakan kemenangan kesembilannya dari tertinggal dua set dan pertama kalinya di turnamen utama sejak ia melakukan “aksi Houdini” serupa saat melawan petenis Prancis lain, Julien Benneteau, pada Wimbledon 2012 untuk membuka jalannya ke gelar ke-17 sekaligus gelar utama terakhirnya.
“Gael memainkan permainan tenis yang hebat namun bahkan ketika saya tertinggal dua set, saya tahu bahwa garis finis masih jauh dari dirinya,” kata Federer setelah duel selama tiga jam 20 menit yang membawanya ke semifinal pertamanya sejak 2011.
“Saya tahu bahwa saya dapat memainkan tenis yang lebih baik, namun pada set point saya tidak merasa bagus sama sekali.”
“Saya hanya berpikir ini dapat menjadi poin terakhir, jangan berikan satu pukulan gampang sama sekali, buatlah ia bekerja keras untuk itu.”
Kehilangan ketenangan
Saat Monfils membuka keunggulan dua set, Federer berada di ambang bahaya hancur berkeping-keping, ketika ia kehilangan ketenangannya ketika ia mendebat wasit Carlos Ramos dan membanting raketnya ke net.
Namun tiba-tiba Monfils, yang memainkan perempat final AS Terbukanya sejak 2010, yang menderita masalah kekurangan tenaga dengan kegagalannya untuk mengonversi dua match point pada game ke-10 di set keempat yang membuat set terakhir dimainkan, di mana Federer mampu mengamankan kemenangannya.
Monfils menyesalkan kegagalannya memenangi dua match point yang dimilikinya.
“Saya pikir ia memiliki dua serve keras, voli forehand yang bagus, dan kemudian forehand ke garis yang bagus. Saya melakukan yang terbaik, maka ini tidak masalah,” ucapnya.
Cilic, yang absen pada AS Terbuka tahun lalu karena skors terkait doping, melepaskan 19 ace saat menundukkan Berdych, bangkit dari break awal pada set ketiga untuk mendesak tiebreak.
“Sangat berangin – bagi kami berdua. Kami adalah orang-orang bertubuh besar, maka tidak mudah untuk mengatasi angin dan bola yang bergerak di udara. Saya merasa bahwa saya menggunakan angin dengan sedikit lebih baik pada hari ini.”
Cilic menyamai pencapaian terbaiknya di Grand Slam – laju ke semifinal di Australia pada 2010.
“Saya mengalami masa-masa berat pada beberapa tahun terakhir dan saya benar-benar gembira bahwa sejumlah hal berfungsi dengan baik dengan tim saya,” ucapnya.
Berdych, semifinalis pada 2012, berkata bahwa ia melepaskan serve yang “mengerikan” sehingga memudahkan permainan Cilic.
“Hari ini tentu saja bukan hari yang ingin saya miliki,” kata Berdych. (KB)