Mimbar-Rakyat.Com (Jakarta)
Catatan Ahmad Istiqom
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri unjuk gigi. Dalam 3 hari menangkap 2 “kakap”.
Seorang menteri dan seorang walikota Cimahi.
Tapi Luhut, Menko Maritim tidak menunjukkan ekspresi bahagia. Sementara Susi, mantan menteri KKP menanggapi dengan emoji ha ha hihi, sedih bercampur heran.
Atas penangkapan Edhy Prabowo menteri KKP dan 5 tersangka lainnya pekan lalu Firli berucap.
“Kalau pun dia merupakan pengurus partai, tapi terkait kasus tindak pidana adalah berlaku orang perorang,” ujar Firli di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (28/11).
Dia menegaskan bahwa pihaknya tidak mengaitkan partai politik tertentu dalam kasus dugaan korupsi yang melibatkan Edhy Prabowo. Edhy merupakan petinggi Partai Gerindra sebelum mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Toh Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani sempat nenyampaikan maaf kepada Presiden atas ulah kadernya.
“Kepada yang terhormat Presiden RI Jokowi, kami menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini,” kata Muzani dalam rilis video Jumat (27/11).
Yang tidak terlalu gembira justru Luhut yang kini merangkap PLT menteri KKP. Entah kenapa. Secara terbuka justru minta KPK tak berlebihan mengekspose persoalan korupsi izin ekspor benih lobster yang menjerat Edhy Prabowo.
“Saya minta KPK periksa sesuai ketentuan. Jangan berlebihan. Tidak semua orang jelek, ada yang baik,” kata Luhut di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (27/11).
Firli menjelaskan, penyidik fokus pada tindak pidana yang dilakukan para tersangka atau pihak lain yang terlibat.
“Jadi, jangan kami diajak masuk ke dalam ranah politik,” tambahnya.
“Luhut nyatakan Permen soal Lobster Era Edhy Prabowo Tak Salah?” cuit Susi sedih, marah, hingga heran menanggapi ucapan Luhut tersebut.Emoji yang ditampilkan nenggambarkan suasana batinnya
menanggapi pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan bahwa aturan ekspor benih lobster tidak menyalahi aturan.
Ketentuan larangan ekspor benur pernah diterapkan Susi saat menjabat menteri KKP. Edhi kemudian membatalkan permen itu. Dan terjadilah.
Firli rasanya tak nemakai umpan udang saat menangkap
kakap kakap itu. Apresiasi tetap harus diberikan. (AI)