Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) akan melakukan penelusuran terkait munculnya Bakal Calon Presiden dari PDIP Ganjar Pranowo dalam siaran azan di televisi swasta jelang Pilpres 2024.
Menurut Komisiner Bawaslu Puadi, penelusuran itu akan dilakukan lantaran televisi tersebut menggunakan frekuensi publik dan waktu untuk kampanye capres atau cawapres belum dibolehkan.
“Bawaslu akan melakukan penelusuran terkait kasus tersebut. Yang jelas televisi itu menggunakan frekuensi publik dan belum saatnya berkampanye,” ujar Puadi, Senin (11/9).
Di sisi lain Ketua Bawaslu Ramat Bagja belum mau mengomentari soal munculnya Ganjar dalam siaran panggilan salat itu. Namun, ia berjanji akan menjelaskan rinciannya dalam waktu dekat.
“Nanti saja bareng teman-teman (media) yang lain. Nanti saya jelaskan berulang-ulang, sabar ya,” tuturnya singkat.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno juga sempat memberi respons. Menurutnya, munculnya Ganjar dalam azan tergantung pada niat. Dia pun mengajak agar berbaik sangka.
“Menurut saya, tentunya kembali kepada niat, innama a’malu bin niat. Semua kembali kepada niat. Kalau niat itu untuk yang baik, mari kita berhusnuzan (berbaik sangka),” kata Sandi di Jakarta Selatan, Minggu (10/9).
Menurut Sandi, mengingatkan salat merupakan hal baik. Ia menanggapi positif soal tayangan azan tersebut. Namun, ia juga mempersilakan pihak lain, terutama yang berwenang memberikan tanggapan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu mengatakan Bawaslu dapat memberikan masukan.
“Silakan ada aparat yang menangani itu, Bawaslu misalnya memberikan masukan,” ucap dia.
Sebelumnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta stasiun televisi swasta yang menyiarkan tayangan azan dengan memunculkan Ganjar memberikan klarifikasi.
Komisioner bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Aliyah mengatakan KPI sudah mengirimkan surat ke stasiun televisi tersebut yang isinya bertanya tentang kesediaan waktu klarifikasi.
“Kami tengah lakukan kajian terhadap hal tersebut dan kami minta segera klarifikasi Lembaga Penyiaran yang menayangkan,” kata Aliyah yang juga menyatakan pihaknya kini menunggu respons surat tersebut, diberitakan detik, Sabtu (9/9).
Menurut Aliyah potensi pelanggaran belum bisa dipastikan. Kata dia hal itu masih dalam kajian.
Dalam tayangan azan magrib di stasiun televisi RCTI, Ganjar terlihat ketika adegan salah berjemaah. Dia memakai kemeja putih, peci hitam dan sarung batik. Ganjar tampak mempersilakan jamaah masuk masjid.
Tayangan ini belakangan jadi sorotan masyarakat yang sebagian beranggapan hal itu adalah politik identitas. RCTI adalah salah satu stasiun televisi swasta MNC Group yang dimiliki Harry Tanoesoedibjo, pemimpin Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Sekjen Perindo Ahmad Rofiq mengatakan tak ada yang salah terkait kemunculan Ganjar dalam tayangan azan tersebut.
“Menyerukan terhadap kebaikan itu bisa dilakukan kepada siapa saja termasuk Mas Ganjar. Jadi tidak ada yg salah dalam tayangan itu,” klaim Rofiq. (ds/sumber CNNIndonesia.com)