MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Gempa berpusat di Lebak, Banten, yang terjadi pada Selasa (23/1) tercatat menimbulkan kerusakan terhadap 341 unit bangunan rumah dan fasilitas umum, demikian data Kementerian Sosial.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat yang dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan, gempa berkekuatan 6,4 skala Richter tersebut mengakibatkan kerusakan ringan maupun berat.
Dia merinci, wilayah yang terdampak di Kabupaten Lebak, Banten yaitu di Kecamatan Bayah, Kecamatan Wanasalam, Kecamatan Cilograng, Panggarangan, Lebak Gedong, Sobang, Cimarga, Sajira, Cihara dan Rinten dengan total kerusakan 311 unit rumah dan bangunan.
Data itu berbeda dengan yang disiarkan Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak, Banten, Madias.
Ia menjelaskan, seperti dilansir antaranews, sebanyak 1.269 rumah mengalami kerusakan akibat gempa tektonik berrinten 11 unit dan kekuatan 6,1 SR dengan koordinat 7,21 LS dan 105, 91 BT atau tepatnya 81 KM arah barat Lebak.
“Semua rumah yang mengalami kerusakan tersebar di 18 kecamatan,” kata Madias di Lebak, Selasa.
Selama ini, bencana gempa tektonik cukup kuat sehingga banyak rumah warga yang mengalami kerusakan. Berdasarkan hasil rekapitulasi data sementara tercatat 1.269 rumah mengalami kerusakan akibat gempa tektonik itu.
Dari 1,269 rumah terdiri dari rusak berat sebanyak 146 unit dan rusak ringan 1.123 unit.
Mereka warga yang rumahnya mengalami kerusakan tersebar di 17 kecamatan antara lain Wanasalam 63 unit, Bayah 142 unit, Panggarangan 92 unit, Cilograng 149 unit, Lebak Gedong 66 unit, Cimarga 5 unit, dan Sajira 1 unit.
Begitu juga di Kecamatan Cirenten 17 unit, Cihara 5 unit, Bojongmanik 15 unit, Cijaku 23 unit, Cigemblong 9 unit, Malingping 549 unit, Cileles 1 unit dan Muncang 10 unit.
Kerusakan itu juga puluhan bangunan sekolah SD, SMP dan MA juga tempat ibadah ban
BPBD hingga kini mendirikan Posko Darurat untuk menerima laporan korban gempa tektonik.
“Kami akan berupaya keras untuk membantu para korban gempa agar kehidupan mereka tidak menimbulkan penderitaan,” katanya.
Harry Hikmat menambahkan, untuk penanganan dampak gempa, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Dinsos Provinsi Banten sementara telah mendistribusikan logistik ke beberapa titik di Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak, Banten.
“Bantuan logistik tersebut difokuskan kepada 92 kepala keluarga yang mengalami kerusakan rumah berat dan saat ini mengungsi di rumah tetangga maupun keluarga,” ujar Harry.
Adapun jenis bantuan yang diberikan antara lain, beras sebanyak 1.000 Kilogram, 100 lembar selimut, 120 lembar matras, 240 paket lauk pauk, dan 30 paket foodware. Nilai bantuan yang telah disalurkan sebesar Rp50,5 juta. (An/Kb)