Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Gempa bumi yang terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada pukul 11:00:28 Jumat (21/4), dengan kekuatan 5.3, tidak berpotensi tsunami, karena gempabumi yang berpusat di darat itu kekuatannya tidak cukup besar untuk dapat memicu terjadinya tsunami.
Dari hasil monitoring Badan Meteorologi Klimantologi dan Geofisika (BMKG) selama satu jam, belum terjadi gempabumi susulan. Demikian disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Drs. Mochammad Riyadi, Msi, melalui siaran yang disampaikan BMKG beberapa saat setelah terjadinya gempa.
Gempabumi tektonik itu terjadi di lokasi 2.12°LS dan 99.55°BT dengan kedalaman 20 km hingga 42 Km dan berpusat di darat 103 Km Tenggara Kepulauan Mentawai. Gempa ini tidak dapat memicu terjadinya tsunami. BMKG terus memonitor perkembangan gempabumi susulan.
Darai laporan masyarakat yang diterima BMKG, gempabumi ini juga dirasakan di Padang dan Pariaman, dengan skala I SIG-BMKG (II MMI). Belum ada laporan informasi kerusakan. BMKG terus memonitor perkembangan dan laporan dari lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Berdasarkan parameter gempabumi, kejadian gempabumi ini hiposenternya merupakan jenis gempabumi dangkal di zona Megathrust dan mempunyai mekanisme sesar naik. Gempa disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.***(eank)