Mimbar-Rakyat.com (Halmahera) – Gempabumi tektonik terjadi di Halmahera Barat, Maluku Utara, Senin (16/4) pada pukul 02.30.42 WIB dengan kekuatan M 6.4, dan kedalaman 10 km. Namun gempa tidak menimbulkan tsunami.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melalui siaran pers menyatakan, hasil pemutakhiran gempabumi dilakukan Senin, pukul 02.30.45 WIB dengan kekuatan M 6.0, dan kedalaman 53 km.
Masyarakat diminta tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat, serta informasi dari BMKG. Jangan terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi dan tsunami. Serta tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil.
Gempabumi berpusat di Laut 80 Km arah Barat Laut Kab. Halmahera Barat, Maluku Utara. Gempa tidak menimbulkan tsunami, karena kekuatannya tidak cukup besar untuk memicu terjadinya tsunami.
Dari hasil monitoring BMKG selama satu jam belum tercatat gempabumi susulan. BMKG akan terus memonitor perkembangan gempabumi susulan dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh modelling peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan dirasakan di daerah Bitung pada skala II SIG-BMKG (III – IV MMI), Tondano dan Tidore pada skala II SIG-BMKG (III MMI). Hal ini sesuai dengan laporan dari masyarakat bahwa gempabumi ini dirasakan di Ternate, Halmahera Barat II SIG-BMKG (III-IV MMI) dan Bitung I-II SIG BMKG (II-III MMI).
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi diduga akibat adanya penyesaran pada Lempeng Laut Maluku. Berdasarkan analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu aktivitas sesar mendatar (Strike slip).***(edy t)