MIMBAR-RAKYAT,com (Jakarta) – Ketua Umum Partai Golkar Aburizal “Ical” Bakrie dan Agung Laksono diminta untuk tidak mengedepankan kepentingan pribadi. Kedua ketua umum dari kubu berbeda itu diminta mendahulukan keutuhan partai.
Ginandjar Kartasasmita, salah seorang politisi senior Partai Golkar, usai bertemu dengan sejumkah politisi muda Golkar di rumahnya, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (12/11/2015), mengatakan, para elite Golkar semestinya dapat meneladani sikap kenegaraan Presiden kedua Indonesia, Soeharto, dan penggantinya, BJ Habibie.
Ginandjar menegaskan; “Contoh Pak Harto. Kalau beliau tidak mau turun, tentu bisa lain lagi. Begitu juga Pak Habibie, dia (seharusnya) jadi presiden sampai 2002, tapi dia selenggarakan Pemilu 1999,” katanya.
Menurut dia, apa yang diperlihatkan Soeharto dan BJ Habibie harusnya menjadi contoh bagi siapa pun dalam menjalankan kehidupan partai politik. “Jangan hanya berebut menempatkan diri dalam posisi yang berarti, tapi eksistensi partai yang dipertaruhkan,” tuturnya
Mantan Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Industri era Presiden Soeharto itu menilai Soeharto dan BJ Habibie lebih mengedepankan kepentingan negara karena bersedia melepaskan jabatannya sebelum masa tugasnya berakhir. Hal itu, menurut dia, semestinya jadi contoh bagi siapapun.
Dalam beberapa survei, menurut Ginandjar, posisi Partai Golkar berada di urutan tiga besar. Posisi yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah Golkar.Konflik antarpengurus menurut dia memberikan dampak besar, terutama terhadap pelaksanaan pilkada serentak.
Ginandjar berpendapat apa yang terjadi tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena akan membuat Golkar makin hanyut. Di Jakarta, katanya, mungkin masih ada DPR, tapi di daerah Golkar sudah habis.
Salah satu indikasi nyata adalah banyaknya kader Golkar di daerah yang maju sebagai calon kepala daerah dengan bendera partai politik lain.***Janet