MIMBAR-RAKYAT.Com (Pandeglang) – Tsunami Selat Sunda di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Serang, Banten pada Sabtu (22/12) malam diduga akibat longsoran dari aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, status Gunung Anak Krakatau kini naik dari level waspada menjadi siaga. Kini warga di pesisir pantai di Kabupaten Pandeglang merasa was-was karena aktivitas erupsi GAK masih terjadi dan suaranya terdengar keras menggelegar.
Salah seorang warga pesisir di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Herman menuturkan dirinya selalu was-was ketika mendengar gemuruh Gunung GAK. Ia mengaku khawatir jika dentuman itu kembali menyebabkan longsor dan terjadi tsunami.
“Was-was aja apalagi statusnya naik dari level waspada menjadi siaga. Iya yang dikhawatirkan ada tsunami susulan,” terang Herman, Kamis (27/12).
Karena aktifitas dan status gunung GAK meningkat, Herman mengaku terpaksa akan mengungsi ke rumah saudaranya yang aman dari bencana karena takut ada tsunami susulan. Dikatakan Herman, memang pada saat terjadi bencana tsunami tempat tinggalnya tidak terkena bencana.
“Untuk keselamatan keluarga, saya pilih untuk mengungsi ke lokasi yang aman jauh dari ancaman tsunami,” kata Herman.
9 MAYAT DIKENALI
Tim Disaster Victim Indentification (DVI) Polda Banten berhasil mengidentifikasi 9 dari 20 jenazah korban bencana tsunami Selat Sunda yang ditampung RSUD Berkah Pandeglang. Kesembilan jenazah tersebut sudah dibawa pulang pihak keluarga masing-masing.
“Dari 20 jenazah yang ada, sembilan diantaranya sudah teridentifikasi dan sudah diambil pihak keluarga. Saat ini di RSUD Berkah Pandeglang masih tersisa 11 jenazah tanpa identitas,” ungkap Kordinator Tim DVI Polda Banten, AKBP Naryana dalam jumpa pers di Posko Polda Banten, di Carita, Kabupaten Pandeglang, Kamis.
Terkait 11 jenazah yang belum teridentifikasi, Naryana menjelaskan, Tim DVI tidak menemukan kartu identitas di tubuh korban, juga belum ada warga melapor kehilangan. Selain itu juga, petugas Inavis juga kesulitan untuk mendapatkan identitas dari sidik jari karena kondisi jenazah sudah rusak.
“Pada tubuh korbanpun tidak ditemukan tanda tanda khusus. Kepada keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya bisa datang ke RSUD Berkah Pandeglang dengan membawa rekam medis korban atau menghubungi call center Bidang Humas 085219100948, 085776725644 dan 087813004763,” kata Naryana yang menjabat Kabid Dokkes Polda Banten didampingi Kabid Humas AKBP Edy Sumardi dan Dansat Brimob Kombes Pol Reeza Herasbudi.
Dalam kesempatan itu, AKBP Edi menjelaskan bahwa seluruh korban tewas akibat tsunami yang terjadi di Banten dipusatkan di RSUD Berkah Pandeglang. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pencarian karena Kabupaten Pandeglang merupakan daerah yang terdampak cukup parah dengan jumlah korban yang cukup banyak.
“Ini untuk memudahkan pihak keluarga untuk mencari dan menemukan anggota keluarganya yang hilang. Jadi jenazah korban tsunami hanya ada di RSUD Berkah Pandeglang, rumah sakit lain tidak ada,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Dansat Brimob Kombes Pol Reeza Herasbudi mengatakan personil Brimob yang ditugaskan melakukan pencarian dan evakuasi korban tsunami sebanyak 3 Satuan Setingkat Kompi (SSK). Selain melakukan pencarian dan evakuasi, juga ditugaskan membantu distribusi bantuan dan pengamanan.
“Jadi, jika ada masyarakat korban tsunami membutuhkan bantuan untuk membersihkan rumah-rumah dari puing bangunan silahkan beritahu kami,” kata Reeza. (p/d)