Mimbar-Rakyat.com (Kupang)- Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan terjadi sembilan kali erupsi Gunung Api Ile Lewotolok pada Jumat, mulai pukul 12.00 WITA hingga 18.00 WITA waktu setempat.
“Mulai pukul 12.00 hingga 18.00 Wita sore ini berdasarkan catatan ada sembilan kali letusan yang terjadi di puncak kawah gunung tersebut,” kata Petugas Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Syawaludin, dalam laporan dari Lembata, Jumat.
Dari sembilan kali letusan itu, kata dia, kolom abu di kisaran tinggi 100-200 meter dan warna asap putih dan serta kelabu.
Dia mengatakan, lansir antaranews, sembilan kali letusan itu mengakibatkan gemuruh lemah di puncak gunung yang saat ini sudah naik status menjadi Siaga, akibat terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
Baca juga: Badan Geologi: Aktivitas erupsi Gunung Ile Lewotolok masih tinggi
Saat terjadi letusan, kata dia, secara visual gunung kelihatan dengan jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-II. Sedangkan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50-500 meter di puncak kawah.
Dia mengatakan hingga saat ini aktivitas vulkanik gunung api yang pernah erupsi pada akhir November 2020 itu mengalami peningkatan.
Berdasarkan evaluasi pada periode 8-15 April 2024, Badan Geologi mencatat masih adanya aktivitas erupsi dan aliran lava yang terekam baik ke arah tenggara maupun selatan.
Selanjutnya jumlah gempa juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dan didominasi oleh gempa letusan, gempa hembusan, dan tremor non-harmonik.
Selain itu gempa vulkanik dangkal dan dalam juga masih terekam.
Badan Geologi menyatakan tingkat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok masih berada pada Level III atau Siaga.
Badan Geologi pun merekomendasikan masyarakat Desa Lamatokan dan Jontona agar mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung.
Sedangkan masyarakat Desa Jontona dan Todanara direkomendasikan agar tidak memasuki wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh tiga kilometer dari pusat aktivitas gunung. (an / him)