Mimbar-Rakyat.com (Hamburg) – Sekitar 200 anggota polisi mengalami cidera selama berusaha mengambankan para pengunjukrasa menentang pelaksaan pertemuan negara kelompok 19 negara dengan perekonomian maju di dunia plus Uni Eropa (G-20), di Hamburg, Jerman.
Pelaksanaan The Group of Twenty (G-20) yang berlangsung sejak Kamis itu mendapat protes dari para demonstran, sehingga polisi harus mendapat dukungan dari anggota militer Jerman untuk mengamankan jalan-jalan Hamburg. Puluhan pengunjuk rasa telah ditahan oleh polisi.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, dia bisa memahami protes damai, tetapi demonstrasi yang mengatakan bahwa “(G-20)… menempatkan hidup dalam bahaya” tidak dapat diterima.
G-20 yang berlangsung beberapa hari itu dimanfaatkan Presiden AS Donald Trump bertemu untuk pertamakalinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan; “Presiden Trump mengatakan ia percaya bahwa pihak berwenang Rusia tidak melakukan intervensi (di pemilu AS), dan ia menyatakan menerima pernyataan ini.”
Sementara Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan Mr Trump “membuka pertemuan dengan Presiden Putin” dengan memperhatikan kekhawatiran rakyat Amerika mengenai adanya dugaan gangguan Rusia di pemilu 2016.
G-20 di mata Kanselir Jerman Angela Merkel, selaku tuan puncak di Hamburg, sejauh ini berlangsung “sangat sulit”. Perdebatan kerap terjadi, antara lain terkait kesenjangan dengan Amerika Serikat terkait isu-isu penting, seperti perdagangan dan perubahan iklim.
Negosiator, disebutkan, bekerja sepanjang malam dalam upaya untuk mencapai kompromi guna mengeluarkan pernyataan akhir KTT.
KTT negara maju G-20 itu berlangsung di tengah protes besar di jalan-jalan Hamburg dari demonstran yang bentrok dengan polisi hingga Sabtu.***(janet)