Mimbar-Rakyat.com (Riyadh) – Harga minyak naik untuk sesi keempat pada hari Kamis (6/10), dengan Brent pada level tertinggi tiga minggu, setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, setuju memangkas produksi sekitar 2 juta barel per hari, atau penurunan terbesar sejak 2020.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik 12 sen, atau 0,13 persen, menjadi $93,49 per barel pada 08:30 waktu Saudi, setelah menetap 1,7 persen lebih tinggi di sesi sebelumnya.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman November naik 11 sen, atau 0,13 persen, menjadi $87,87 per barel. Demikian dilaporkan Arab News megutip Reuters.
Penjabat menteri perminyakan Kuwait Mohammed Al-Fares mengatakan pada hari Rabu (5/10) bahwa keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari akan memiliki konsekuensi positif di pasar minyak. Demikian kantor berita negara melaporkan.
“Keputusan itu menempatkan tanggung jawab besar pada kami untuk menindaklanjuti perkembangan pasar jika pasokan atau output meningkat,” kata Al-Fares kepada agensi tersebut dalam sebuah wawancara.
Dia menegaskan OPEC+ bekerja untuk melayani ekonomi global, bukan mengancamnya.
Sementara Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia dapat memangkas produksi minyak untuk mengimbangi efek negatif dari pembatasan harga yang diberlakukan oleh Barat.
Novak juga dikutip oleh kantor berita TASS yang mengatakan bahwa Rusia akan memproduksi 530 juta ton minyak, setara dengan 10,6 juta barel per hari pada 2022 dan 490 juta ton pada 2023.
Dia mengatakan Rusia siap memasok gas ke Eropa melalui satu jalur pipa Nord Stream 2 jika diperlukan. ***(edy)