MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Gerindra menyebutkan, survei yang dilakukan Indobarometer masih konvensional. Hal ini diduga terkait dengan kekalahan Prabowo dari Jokowi dalam survei itu.
Di sisi lain, melejitnya atau unggulnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam survei yang dipasangkan sebagai wapres dengan Prabowo dalam Pilpres 2019, menjadi pertimbangan Gerindra.
“Itu hasil survei tentu bisa menjadi suatu bahan-bahan untuk pertimbangan,” kata Fadli kepada wartawan, Minggu (3/12).
Dalam survei yang dirilis Indobarometer, Anies Baswedan menempati peringkat pertama cawapres dengan 10,5 persen dalam simulasi cawapres dengan sistem pertanyaan terbuka.
Anies dibayang-bayangi Agus Harimurti Yudhoyono yang mendapat dukungan 9,6 persen pada urutan kedua. Sedangkan urutan ketiga Basuki Tjahaja Purnama dengan prosentase sama dengan Agus.
Fadli mengatakan sampai saat ini, Partai Gerindra tetap berkukuh untuk mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden di periode mendatang.
“Saya kira kita hampir bulat untuk mengatakan 100 persen dari Gerindra itu pasti akan mendukung Pak Prabowo,” jelasnya.
Sementara sebelumnya, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, M. Taufik berkeyakinan Anies Baswesdan tidak akan tergiur untuk mengikuti konatestasi politik Pemilu Presiden 2019.
Taufik mengatakan Anies sudah mengatakan kepadanya bahwa akan berkomitmen menyelesaikan masa baktinya di Jakarta hingga 2022.
The Straits Times Singapura pada Rabu (18/10/2017) menuliskan bahwa ambisi Anies menuju ke Istana Presiden menjadi rahasia umum.
“Nggak. Itu media asing nggak nanya saya. Saya yang sudah nanya Pak Anies. Pak Anies mau jadi gubernur lima tahun,” katanya
Wakil Ketua DPRD DKI itu juga berkeyakinan Anies tidak akan goyah keteguhannya meski jika tingkat elektabilitasnya merangkak naik. Anies, dikatakan Taufik akan tetap melaksanakan komitmennya hingga lima tahun.
“Pak Anies bukan tipe orang melanggar (kesepakatan). Pak Anies tipe orang taat. Dia ngomong, gue jaminannya,” tegas Taufik. (joh)