Tuesday, April 01, 2025
Home > Berita > Hikmah kisah Nabi Ibrahim AS tentang semangat, tantangan dan ujian

Hikmah kisah Nabi Ibrahim AS tentang semangat, tantangan dan ujian

Ustad H Khaerul Anam, Lc, M.Si. (arl)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Semangat, tantangan dan ujian, merupakan hikmah dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperingati setiap tahun dalam hari raya Idul Adha dan selayaknya menjadi teladan dan pelajaran.

“Kisah itu merupakan ibroh atau nasihat bagi kita semua. Di dalamnya terdapat pembelajaran, tantangan, ilmu dan semangat, yang selayaknya diteladani,” demikian diuraikan Ustad Khaerul Anam, Lc, M.Si, Minggu.

Khaerul Anam bertindak sebagai khatib usai shalat Idul Adha 1443 H di Masjid Al Istiqomah, Kawi-Kawi Atas, di Jalan Percetakan Negara I, Jakarta Pusat.

Ia menuturkan, Idul Adha mengandung tiga keistimewaan utama yang tidak ada pada kepercayaan lain, yaitu shalat Ied berjamaah, pemotongan khewan qurban, kemudian kisah Nabi Ibrahim dan puteranya, Ismail.

“Ketiga keistimewaan itu merupakan ilmu, semangat dan tantangan, yang bila kita teladani dan ikuti akan dapat memberantas kebodohan di tengah masyarakat dan menjadi penyelamat dunia akhirat,” kata Ustad Khaerul, lulusan perguruan tinggi Mesir dan pernah mengenyam pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah.

Nabi Ibrahim, kata Khaerul, sebelumnya mencari Tuhan lewat matahari, bulan dan benda lainnya, namun semua benda itu hilang dan tenggelam, sedangkan Tuhan tidak hilang dan tidak tenggelam, sehingga ia meneruskan pencariannya.

“Ini berintikan perlunya ilmu, yaitu mencari terus, belajar terus. Inni wajjahtu wajhiya illadzi fatharos samawati wal ardho hanifan musliman wamaa ana minal musyrikin. Tujuannya adalah pengamalan sahadat ain, penyelamat di akhirat. Jangan hanya kita sendiri yang solat dan soleh, melainkan ajak anak kita, keluarga kita dan masyarakat sekeliling kita,” kata Khaerul yang juga guru mengaji itu.

Itu semua, lanjutnya merupakan pengejawentahan dari hakikat ujian dan tantangan yang yang selalu dihadapi manusia dan harus bersemangat menghadapi dan melewatinya.

Ia menceritakan hikayat Nabi Ibrahim, yang meninggalkan isteri dan puteranya di tempat sepi dan gersang, karena perintah Allah SWT untuk mengembangkan kepercayaannya ke Palestina.

“Isterinya, Siti Hajar, melepas suaminya merantau atas perintah Allah. Sesekali ia pulang ke Makkah dan menuntun puteranya Ismail tentang ajaran Islami. Ismail pun membantu ayahnya meninggikan Ka’bah. Sejak kecil ia sudah diajari tentang tauhid dan keteladanan,” kata Khaerul.

Bahkan suatu saat, Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih Ismail dan setelah berdiskusi dengan puteranya, Ismail mempersilahkan ayahnya menyembelihnya. Mereka berdiskusi sebelum melakukan eksekusi,” tutur Khaerul.

Pisau Ibrahim tidak dapat menyentuh leher puteranya dan akhirnya Ismail digantikan domba.  “Ini semua karena kehendak Allah SWT. Ini merupakan syariat bagi kita semua hingga kini. Untung yang kita sembeleh saat ini adalah kambing atau sapi,” katanya.

“Dari hikayat ini semua, kita dapat mengambil hikmah, tentang Ibrahim yang begitu semangat menggali ilmu agama sehingga tidak menyekutukan Allah SWT, kemudian tentang tantangan saat ia meninggalkan istri dan putera tercinta, lantas tentang ujian ketika diminta menyembelih putera tersayangnya.

“Nah apakah kita sudah meneladani inti dari hikayat Nabi Ibrahim AS yang selalu diulang-ulang setiap Idul Adha ini?,” diingatkan Ustad Khaerul dalam khotbahnya itu.  (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru