Mimbar-Rakyat.com (Denpasar) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lereng Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, sejak Rabu (27/9) malam belum berhasil dipadamkan sampai hari ini.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan upaya pemadaman mengalami kendala karena titik karhutla sulit diakses.
“Pemadaman terhambat akses jalan menuju titik api. Selain itu, lokasi kawasan terbakar berada jauh di atas lereng gunung,” kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/9).
Adapun kebakaran terjadi di dua titik berbeda di Kecamatan Kubu. Abdul menjelaskan api pertama kali teridentifikasi pada pukul 08.00 Wita di Dusun Juntal, Desa Kubu, Kecamatan Kubu.
Informasi tersebut pertama kali dilaporkan Babinsa Kubu. Mereka menyebutkan adanya asap tebal di bagian lereng gunung.
Kawasan yang terbakar merupakan hutan lindung yang masuk wilayah Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Kubu. Titik api berada jauh dari pemukiman penduduk dan berada di tapal batas lahan penduduk.
“Tim gabungan yang berusaha untuk memadamkan api berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, dinas pemadam kebakaran, RPH Kubu, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan masyarakat setempat,” ujarnya.
Lalu, kebakaran juga meluas ke wilayah RPH Daya, di Desa Ban dan Desa Kubu, Kecamatan Kubu. Menurut data terkini, wilayah RPH Daya yang terbakar diperkirakan mencapai 80 hektare. Penyebab kebakaran masih diinvestigasi.
“Estimasi luas kebakaran di wilayah RPH Daya sekitar 80 hektare, sedangkan kerugian material dan lingkungan masih dalam perhitungan. Otoritas RPH masih menginvestigasi penyebab karhutla yang terjadi di wilayah RPH Kubu, kemudian merambat ke wilayah RPH Daya,” ujarnya. (ds/sumber CNNIndonesia.com)