Mimbar-Rakyat.com (Jeddah) – Kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman pada hari Jumat dituduh mengancam keamanan energi global dengan gelombang serangan drone dan rudal terhadap fasilitas minyak di Kerajaan Arab Saudi. Kebakaran besar terjadi di fasilitas penyimpanan minyak Aramco di Jeddah setelah satu serangan.
Kepulan asap hitam membumbung di atas kota dan terlihat oleh para pembalap yang berlatih untuk balapan motor Formula 1 Grand Prix di sirkuit Jeddah Corniche. Pihak berwenang F1 mengatakan balapan akan berlangsung Minggu (27/3) seperti yang direncanakan.
Koalisi untuk Mengembalikan Legitimasi di Yaman mengatakan kebakaran di dua tank di fasilitas minyak Jeddah Utara telah dikendalikan, dan tidak ada korban jiwa. Demikian dikutip dari Arab News.
Juru bicara koalisi Brig. Jenderal Turki Al-Malki mengatakan: “Eskalasi permusuhan ini menargetkan fasilitas minyak dan bertujuan untuk merusak keamanan energi dan tulang punggung ekonomi global. Serangan bermusuhan ini tidak memiliki dampak atau dampak dengan cara, bentuk, atau bentuk apa pun pada kehidupan publik di Jeddah.”
“Saya sepenuhnya mengutuk serangan Houthi terbaru terhadap situs-situs penting di Arab Saudi, termasuk di Jeddah. Serangan-serangan ini membahayakan nyawa warga sipil dan harus dihentikan,” kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. “Serangan ini membahayakan nyawa warga sipil dan harus dihentikan,” katanya.
Departemen Luar Negeri AS juga mengutuk serangan Houthi sebagai “tidak dapat diterima.”
Sebelumnya, pasukan pertahanan udara Saudi menghancurkan tujuh drone dan sebuah rudal yang diluncurkan oleh Houthi yang menargetkan bagian selatan Kerajaan. Serangan itu dengan sengaja menargetkan wilayah sipil dan instalasi energi, kata koalisi, dan mengancam keamanan regional dan internasional.
Akhir pekan lalu serangan Houthi di Kerajaan menyebabkan penurunan sementara produksi di kilang dan kebakaran di terminal distribusi produk minyak bumi. Pada 11 Maret, kelompok itu menargetkan kilang di Riyadh, menyebabkan kebakaran kecil.
Arab Saudi mengatakan setelah serangan itu bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab atas kekurangan pasokan minyak global yang disebabkan oleh serangan Houthi, dan Kementerian Energi Saudi menyatakan kembali pandangan itu pada hari Jumat.
Pabrik di Jeddah Utara menyimpan solar, bensin, dan bahan bakar jet untuk digunakan di kota. Ini menyumbang lebih dari seperempat pasokan Arab Saudi dan juga menyediakan bahan bakar untuk pabrik desalinasi.
Houthi telah dua kali menargetkan pabrik dengan rudal jelajah, sekali pada November 2020 dan terakhir Minggu lalu. Sebuah panel ahli PBB tentang perang di Yaman menggambarkannya sebagai “target sipil.”***(edy)