Mimbar-Rakyat.com (Bekasi) – Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu) Desa Sindangmulya , Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, temukan inovasi berupa formula untuk membantu mengatasi stunting dengan membuat makanan untuk anak dalam bentuk Jelly Cekokan (Jellcok).
“Jellcok ini hadir sebagai makanan yang mengandung herbal alami yang dapat memenuhi gizi serta memberikan khasiat menambah nafsu makan dan menjaga kesehatan bagi anak dan balita,’ ujar Kepala Desa Sindangmulya, Selpia Indriyani.
Dengan inovasi tersebut menjadikan Posyandu Desa Sindangmulya dipilih oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah dan Transmigrasi (Kemendes) mewakili Kabupaten Bekasi untuk mengkonvergensikan inovasi dalam upaya pencegahan stunting pada anak.
Menurut Selpia, konvergensi tersebut nantinya akan menjadi role model atau percontohan bagi desa-desa lain di seluruh Indonesia melalui iklan layanan masyarakat agar komunikasi, informasi dan edukasi dalam bentuk foto, tulisan, maupun video tepat pada sasaran.
“Jadi inovasi ini berdasarkan studi yang dilakukan oleh kader Posyandu, karena kebanyakan anak-anak tidak suka minum jamu, oleh sebab itu para kader menggagas untuk membuat Jellcok sebagai upaya pengentasan stunting,” kata Selpia, Kamis (23/12/21).
Selpia menjelaskan, Jelly Cekokan (Jellcok) ini bertujuan untuk mendukung pengentasan stunting atau gizi buruk bagi anak dan balita yang mendapatkan dukungan langsung dari Kemendes.
“Jellcok terdiri dari ramuan tradisional yang mudah didapat dan dimodifikasi menjadi agar-agar dengan rasa yang enak,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, Jellcok ini bermanfaat untuk menambah nafsu makan pada anak usia balita dengan rasa yang manis dan enak, sehingga anak tidak takut untuk meminum jamu lagi.
“Bahan-bahannya terdiri dari rempah-rempah seperti, kunyit, kencur, temulawak, gula pasir dan nutrijell. Jadi secara khasiat Jellcok ini banyak mengandung vitamin, nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh balita untuk mendukung masa pertumbuhan. Dengan penyajian yang unik nyatanya para balita menyukai Jellcok ini, jadi bayangan anak-anak tentang jamu juga hilang melalui inovasi ini,” katanya.
Dirinya berharap melalui inovasi tersebut dapat membantu mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Bekasi, khususnya di Desa Sindangmulya.
“Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme,” terangnya.
Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin berdampak pada menurunkan kemampuan perkembangan kognitif otak anak, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit, risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah dan kesulitan belajar.
“K PPPMIita juga berupaya untuk mengatasi permasalah stunting ini dengan menekan angka stunting serendah mungkin,” ujarnya.
Selpia berharap melalui inovasi Jellcok ini dapat menciptakan generasi harapan bangsa yang sehat dan cerdas. Sehingga jika kesehatannya terjamin maka permasalahan yang lebih kompleks juga akan berkurang dikemudian hari yang datang dari efek domino yang disebabkan dari masalah stunting ini.(agus)