MIMBAR-RAKYAT.com (London) – Islam Tahun 2100 akan menjadi agama terbesar di dunia, tahun 2059 India akan menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar mengalahkan Indonesia, dan pemeluk Kristen di Eropa menyusut hingga 50 %.
Ini bukan ramalan Nostradamus tetapi hasil penelitian Lembaga penelitian independen asal Washington, Amerika Serikat, Pew Research Center, yang merilis penelitian tentang prediksi populasi umat beragama pada masa depan.
Lembaga penelitian yang punya nama terpercaya itu memprediksi umat Islam, akan merupakan umat dengan jumlah pertumbuhan terbesar saat itu. mengatasi jumlah pemeluk Kristen. Ini terjadi karena ledakan pemeluk di negara sub sahara dan negara berkembang.
Islam Tahun 2100
Koran Metro yang terbit di London akhir pekan ini merilis penelitian itu menyebut, pemeluk agama Islam bakal menyamai jumlah pemeluk agama Kristen di seluruh dunia pada 2070, yakni sama-sama sebesar 32 persen.
Dengan perhitungan yang sama, penelitian ini menyebut, pada tahun 2100, lebih dari setengah (50%)penduduk dunia, menganut agama Islam.
Artinya, pada tahun tersebut, Islam akan jadi agama dengan jumlah umat terbanyak.
Pertambahan umat muslim baru di dunia, diperkirakan bertambah dua kali lipat lebih banyak dari pertambahan jumlah penduduk, atau diestimasikan punya angka pertumbuhan 35 persen, pada 40 tahun ke depan.
Pew Research Center menyebut hasil peneltian : “Agama dengan banyak penganut di negara-negara berkembang, dimana angka kelahiran tinggi dan kematian rendah, akan lebih cepat bertambah umatnya”
Perkembangan terbesar dari agama Islam dan Kristen, misalnya, diperkirakan ada di kawasan Sub Sahara Afrika (selatan Gurun Sahara).
Tak kalah mengejutkan, Pew Research Center memprediksi , pada 2050, India akan menjadi negara dengan jumlah umat Islam terbanyak di dunia, mengalahkan Indonesia
Pada 2050, diperkirakan populasi umat Kristen di negara-negara besar Eropa, seperti Inggris, Prancis, maupun Belanda, akan kurang dari 50 persen.Sementara jumlah orang atheis (tak beragama) di dunia, justru diyakini akan semakin berkurang pada empat dekade ke depan, yakni sebesar13 persen, dari yang awalnya 16 persen. (ais)