mimbar-rakyat.com (Jakarta) – Puluhan pengunjuk rasa ditangkap setelah terjadi unjuk rasa menentang terpilihnya kembali Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia. Demonstrasi di Jakarta tersebut dimulai dengan damai pada hari Selasa (21/5), tetapi kemudian berubah menjadi kekerasan.
Polisi dengan pakaian anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang mulai tak terkendali, membakar mobil dan melemparkan petasan ke polisi. Ricuh terjadi menjelang tengah malam dan baru mulai kondusif menjelang sahur.
Demontrasi dilakukan massa yang tidak puas terhadap hasil pemilihan presiden dan wakil presiden, yang menurut pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum KPU dimenangkan oleh Joko Widodo dan pasangsannya Ma’ruf Amin, mengalahkan pasangan Prabowo Subianto/Sandiaga Uno..
BBC News melaporkan, mengutip media lokal, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa 6 orang tewas dan 200 lainnya terluka akibat kekerasan dalam aksi tersebut.
Anies Baswedan, ketika berasa di RS Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5), menyatakan
telah mendapatkan informasi mengenai jumlah korban tewas dari aksi Selasa malam menjelang 22 Mei 2019.
“Korban sejauh ini ada 6 korban meninggal,” katanya. Korban tewas berada di RS Tarakan, RS Pelni, Budi Kemuliaan, RSCM, dan RS Angkatan Laut Mintoharjo.
“Ini per jam sembilan. Jadi ada sekitar 200-an orang luka luka per jam 9. Ada 6 orang meninggal,” kata Gubernur DKI itu.***(dta)