Mimbar-rakyat.com (Madinah) – Masa operasional ibadah haji di tanah suci secara resmi akan berakhir pada tanggal 16 September 2019, namun Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menjamin jemaah haji Indonesia yang masih terbaring sakit di Rumah Sakit Arab Saudi akan tetap ditangani hingga kondisi mereka layak dipulangkan ke tanah air.
Kepala Daerah Kerja Madinah, Akhmad Jauhari menyatatkan, penanganan jemaah sakit pasca operasional haji akan ditangani oleh staf teknis urusan haji yang berada di bawah naungan perwakilan Indonesia di Jeddah.
“Jadi nanti kita akan memberikan data-data, berapa jemaah yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi beserta kondisinya, baik itu yang ada di Madinah, Mekkah maupun di Jeddah,” tuturnya, Senin (9/9). Demikian dikutip dari website Kemenag.
Data diberikan agar memudahkan staf teknis untuk melakukan monitor secara berkala untuk mengetahui kondisi jemaah sakit yang tertinggal dari rombongannya. Ketika jemaah sakit yang tersisa sudah ada yang layak terbang, maka staf teknis haji akan melakukan koordinasi untuk memastikan kembali apakah kondisi jemaah sudah layak terbang, kemudian memproses kepulangan jemaah tersebut.
“Apakah jemaah tersebut dipulangkan dalam kondisi berbaring dengan menggunakan stretcher case atau duduk,” tuturnya.
Sedangkan Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. Indro Murwoko memastikan jemaah haji yang masih dirawat di RSAS Makkah akan tetap dimonitor oleh tim visitasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, demikian pula dengan jemaah sakit yang masih dirawat di RSAS yang ada di Jeddah.
Kepala Seksi Kesehatan Madinah, dr. Edi Supriatna menjelaskan bahwa hingga tanggal 8 September 2019 pukul 23.00 WAS, jumlah jemaah yang masih di rawat di RSAS Madinah tercatat 53 orang, sedangkan yang masih dirawat di KKHI Madinah ada 26 orang. Yang masih di rawat di Rumah Ssakit Arab Saudi (RSAS) Makkah berjumlah 48 orang dan yang masih dirawat di KKHI Makkah ada 4 orang dan di RSAS Jeddah ada 5 orang.***(edy)