MIMBAR-RAKYAT.Com (Amerika) – Jenderal Tito Karnavian menjadi salah satu pembicara dalam panel diskusi di Markas PBB New York, Amerika Serikat.
Kapolri berbicara mengenai Konsep Penanganan Teroris ‘Strategy and counter strategy on global terrorist networks’ di hadapan peserta dari 52 negara, Rabu waktu setempat.
Menurut mantan Kepala BNPT, terorisme global yang telah menjadi isu utama dalam keamanan dunia internasional, ada fenomena terorisme global kontemporer dalam dua gelombang besar.
“Gelombang pertama saat kemunculan Al-Qaeda sebagai jaringan kelompok terorisme global pertama kali di dunia, dan gelombang kedua sejak 2014 saat ISIS muncul sebagai ancaman baru bagi keamanan dunia,” kata Tito melalui keterangan tertulisnya.
Tito menilai pentingnya konsep strategi soft approach dalam menghadapi kelompok terorisme ini, tidak hanya mengandalkan hard approach. Menurutnya, konsep soft approach ini mengalami penurunan kualitas dan jumlah serangan teror yang terjadi di Indonesia.
“Karena mengingat terorisme global tidak mungkin diselesaikan hanya dengan penggunaan senjata,” ujarnya.
Kapolri juga menyatakan bahwa teroris itu bukan Islam dan Islam bukan teroris.
Tito menegaskan apa yang selama ini ada di benak sebagian masyarakat belahan dunia bahwa teroris merupakan ajaran Islam itu salah. “Teroris bukan Islam dan Islam bukanlah teroris,” katanya.
Ada lima langkah yang bisa ditempuh, yakni kontra radikalisasi, deradikalisasi, kontra ideologi, menetralisir saluran dan menetralisir situasi yang mendukung penyebaran paham radikal.
Kepada PBB, ia meminta perlunya menjaga perdamaian dunia khususnya di negara-negara Islam. Menurut dia, PBB perlu memprioritaskan penyelesaian konflik terkait warga Muslim.
“Karena ideologi radikal akan berkembang aktif dan mendapat panggung jika terjadi konflik tersebut,” jelas dia.
Selain mengikuti diskusi panel, Tito menyempatkan diri untuk melakukan pembicaraan dengan USG Departement Field Support Mr Atul Khare membicarakan kelanjutan pengiriman pasukan Polri untuk misi perdamaian dunia.
Kemudian, Tito juga bertemu dengan USG UNOCT Mr Vladimir Voronkov guna sharing informasi tentang penanganan terorisme global.
Mr Voronkov menawarkan Jenderal Tito untuk berbicara dalam forum khusus yang diikuti semua negara anggota PBB tentang terorisme yang akan diadakan PBB pada bulan Juni 2018 di New York. (joh)