MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Sohibul Iman, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengajak boikot produk-produk Amerika Serikat (AS) di Indonesia terkait sikap Pemerintah AS melalui Presiden Donald Trump yang mengklaim sepihak Yerusalem sebagai Ibukota Israel.
Mengenakan syal berbendera Palestina, dalam aksi demo bersama massa PKS, Sohibul menegaskan boikot produk-produk AS akan dilakukan jika pemerintahan Donald Trump tidak mempedulikan aspirasi dan sikap Indoensia termasuk dunia.
”Bila apa yang kami lakukan tidak didengar Trump (pemerintah AS), kami juga harus pikirkan hal lain. Boikot produk itu salah satu yang mau kita lakukan. Karena itu kami berikan pernyataan kalau AS tetap ngotot dengan klaim ini tidak menutup kemungkinan kita akan boikot produk-produk AS,” tegasnya di depan Kedubes AS di Jalan Medan Merdeka Selatan, Minggu (10/11).
Kader PPS pagi ini melakukan aksi protes kepada pemerintahan AS dengan menggelar demonstrasi yang diikuti kader dari berbagai daerah di depan Kedubes AS.
Massa yang terdiri dari pria, wanita dan juga anak-anak itu membentangkan berbagai poster bertulis ‘Free Jerusalem for All Palestinians’, ‘Freedom for Palestina’, ‘US Embassy get out form A Quds’ hingga ‘Pray for Palestina.
Sohibul menandaskan, aksi tersebut sebagai bentuk penolakan sikap Trump. Sohibul juga yakin mayoritas dunia tidak sepakat dengan kebijakan pemimpin Negara Paman Sam itu.
“Kami di sini untuk menunjukkan kami tidak sepakat dan kami menentang. Kami yakin mayoritas dunia menentang Trump,” tandas Sohibul.
ternyata, tidak semua Yahudi mendukung Keputusan Donald Trump memindahkan Kedutaan Besar AS di Tel Avip ke Yerusalem. Sebagian mengatakan tindakan Trump itu gegabah, bisa memicu konflik, dan belum tepat waktunya.
Salah satu protes datang dari politisi Yahudi Amerika Serikat Bernie Sanders. Dikutip AFP, pada Selasa (5/12), Bernie mengaku tidak setuju jika Kedubes AS dipindahkan dari Tel Avip ke Yerusalem.
Dia mengatakan, langkah ini hanya akan memicu ketegangan di Timur Tengah dan merusak proses perdamaian Israel-Palestina.
Pada akun Twitternya, Sanders menyinggung soal beberapa presiden sebelumnya yang menolak memindahkan Kedubes dengan menandatangani penangguhan setiap enam bulan sekali.
Pemindahan Kedubes AS berarti mengakui Yerusalem sebagai Ibukota, sebuah klaim yang ditolak komunitas internasional.
“Ada alasan mengapa semua pemerintah AS sebelumnya tidak memindahkannya, dan mengapa seluruh pemimpin dunia memperingatkan Trump untuk tidak melakukannya,” kata Sanders.
“Pemindahan akan merusak prospek perjanjian damai Israel-Palestina dan memperparah, mungkin membuat kerusakan yang tidak bisa diperbaiki lagi,” lanjut Sanders.
Pandangan yang sama juga disampaikan oleh Serikat untuk Reformasi Yudaisme, seorang organisasi Yahudi pimpinan Rabbi Rick Jacobs di AS.
Dia mengatakan, umat Yahudi memang menganggap Yerusalem sebagai Ibukota mereka, tapi saat ini bukan waktu yang tepat bagi Trump untuk mengumumkannya.
Menurut dia, pengumuman itu seharusnya dilakukan ketika telah tercapai perjanjian damai yang komprehensif.
“Setiap relokasi Kedutaan Amerika ke Yerusalem Barat harus dilakukan dalam konteks yang luar, yang merefleksikan status Yerusalem sebagai kota suci bagi Yahudi, Kristen, dan Muslim,” ujar Jacobs.(joh)