MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Presiden RI Joko Widodo membahas lagi soal rangkulan Presiden PKS Sohibul Iman dengan Ketum NasDem Surya Paloh. Hal itu disampaikan saat memberi sambutan pada puncak peringatan HUT ke-8 Partai NasDem, Jakarta, Senin (11/11) malam.
“Urusan rangkulan Bang Surya dan Pak Sohibul Iman itu hanya masalah kecemburuan,” ujar Jokowi dalam sambutannya untuk HUT ke-8 NasDem di JIExpo, Jakarta Pusat.
Jokowi menyinggung kembali soal rangkulan Surya Paloh dan Sohibul itu menanggapi pernyataan sang Ketum NasDem yang mendapatkan kesempatan memberi sambutan lebih dulu.
“Masalah kecemburuan karena saya tidak pernah dirangkul seperti itu. Setelah saya memberi sambutan akan saya rangkul Pak Surya Paloh bahkan lebih erat dari rangkulan Pak Sohibul,” ujar Jokowi disambut riuh para hadirin HUT ke-8 NasDem tersebut.
Jokowi pun meminta pernyataan yang diungkapnya, maupun gestur yang ditunjukkan Surya Paloh, tidak diinterpretasikan macam-macam.
“Rangkulan itu apa yang salah. Itu bagus. Tapi sekali lagi semua itu pada niatnya. Kalo niatnya untuk komitmen kenegaraan apa yang salah? Kalau rangkulan itu untuk komitmen kebangsaan apa yang keliru? Untuk komitmen persaudaraan, kesatuan, sebangsa dan setanah air, itu apa yang salah? Apa yang keliru?” kata Jokowi.
“Dan biasa candaan seorang sahabat yang sudah dekat, biasa, jangan ditanggapi ke sana ke sini, ada yang curiga, ada yang sinisme, ada yang enggak percaya, apanya yang salah,” sambungnya.
Dia pun memuji pernyataan Surya Paloh sebelumnya yang mengaku ‘sayang’ terhadap Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Setelah itu Jokowi menyinggung momen Megawati melewatkan ajakan bersalaman dari Surya Paloh saat acara pelantikan Presiden RI 2019-2024, 20 Oktober lalu. “Jangan hal yang kecil dibawa kemana-mana,” ujar Jokowi.
Jokowi lantas menepati janjinya memeluk erat Surya Paloh. Usai berpidato, Jokowi yang turun dari podium usai mendapat sambutan dari Surya Paloh. Keduanya lalu berangkulan erat, dan disambut riuh tamu yang hadir.
Hubungan NasDem bersama koalisi Jokowi sempat diceritakan goyah telah parpol yang dipimpin Surya Paloh itu mendekati PKS yang notebene parpol oposisi di parlemen. Bahkan, saat menghadiri HUT ke-55 Golkar pekan lalu, Jokowi menyindir kedekatan Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman kala itu.
Saat hadir di HUT ke-55 Golkar yang juga didatangi Surya Paloh pada 6 Oktober lalu Jokowi dalam awal sambutannya menyapa, “Bapak Surya Paloh yang kalau kita lihat malam hari ini beliau lebih cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS.”
Jokowi menyinggung wajah Paloh cerah setelah berangkulan dengan Sohibul. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak tahu makna dari rangkulan mereka berdua. Namun, Jokowi menyebut rangkulannya tak seperti biasa.
“Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya se-erat dengan Pak Sohibul Iman,” ujarnya yang kembali mengundang tawa.
Dalam pembukaan Kongres NasDem pada Jumat (8/11), Surya Paloh mengatakan, “NasDem ingin mempertegas sikap politik. Misi perjuangan partai ini adalah bagaimana agar seluruh potensi kemampuan yang dimiliki anak negeri ini, tanpa melihat latar belakang perbedaan suku dan agama.”
“Untuk itulah komunikasi politik yang dijalankan oleh NasDem adalah komunikasi politik yang begitu cair. Tidak ada sekat hambatan, psikologis apapun itu, baik kepada partai pengusung pemerintah, yang ada dalam pemerintahan maupun yang ada di luar pemerintahan,” sambungnya dalam sambutannya di Kongres II NasDem, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat malam.
Kongres NasDem rampung akhir pekan lalu dengan hasil Surya Paloh kembali menjadi ketua umum parpol tersebut. Setelahnya, dalam jumpa pers hasil kongres, NasDem berencana menggelar konvensi untuk memilih calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024.
Wakil Ketua Steering Committe, Sugeng Suparwoto menuturkan konvensi merupakan kesepakatan yang dihasilkan dalam Kongres NasDem.
“NasDem akan melakukan Konvensi untuk calon presiden tahun 2024,” ujar Sugeng dalam konferensi pers di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11).
Sugeng membantah konvensi merupakan dampak dari NasDem yang tidak percaya diri untuk mengusung kadernya sebagai capres atau cawapres. Dia beralasan konvensi merupakan salah satu fungsi parpol, yakni merekrut pemimpin. (C/d)