MIMBAR-RAKYAT.com (Doha) – KBRI Doha memulangkan jenazah TKI Iwan Irawan pada Jumat 22 April 2016 setelah diinvestigasi polisi.
Almarhum dapat diberangkatkan ke kampung halamannya pada pukul 19.30, setelah ia diketahui meninggal mendadak di perumahan karyawan perusahaan angkutan umum, PT. Karwa pada 14 April 2016 dan sempat sempat mengundang berbagai spekulasi pada komunitas Indonesia di Qatar.
Sebagian masyarakat mempertanyakan penyebab kematiannya yang terkesan tiba-tiba, karena malam sebelum kematian, Iwan masih terlihat bugar dan sempat berkirim SMS dengan sahabatnya.
“Kita sepakat main band bersama” kata Hasan Alatas, anggota grup bandnya, namun esok pagi almarhum dinyatakan meninggal dunia di mes penginapan Karwa, kemudian dijemput ambulans untuk dibawa ke Hamad Hospital di Doha.
Berdasarkan kartu keluarga, korban meninggalkan seorang istri dan empat anak di kampungnya, Sukabumi.
Mengantisipasi hal ini, Dubes RI untuk Qatar, Muhammad Basri Sidehabi segera menugaskan staf KBRI untuk membantu polisi mengusut kematian almarhum. Tim dipimpin staf Naker KBRI Doha, Agus Widayat, membantu polisi dan memonitor penyelidikan agar mempercepat proses investigasi dan pemulangan jenazah
“Kita membantu pemerintah Qatar agar mempercepat pengusutan kematian almarhum,” kata Dubes yang mantan Pilot F-16 itu ketika menanggapi pertanyaan dari berbagai organisasi masyarakat di Qatar. Mantan anggota DPR ini berjanji segera mempercepat pemulangan jenazah sekiranya diijinkan pemerintah Qatar karena ditunggu keluarga almarhum.
Menurut Agus Widayat, setelah investigasi oleh Public Persecution Qatar (PPQ), akan mengeluarkan laporan tertulis. Tanpa persetujuan PPQ, jenazah tidak diijinkan dipulangkan ke Indonesia. Apalagi korban meninggal di asrama penginapan.
Iwan Irawan merupakan TKI yang cukup kondang dan dikenal di kalangan diaspora Indonesia. Sebagai seorang pengemudi taksi, Iwan juga musisi handal memiliki kontribusi bagi diplomasi budaya di Qatar.
Selain tampil di berbagai event internasional di Qatar, TKI asal Sukabumi ini juga melatih angklung di KBRI Doha. TKI yang baru saja menjalankan ibadah umroh tersebut, juga dikenal sebagai pelatih musik anak-anak dan remaja dan memperoleh banyak penghargaan termasuk dari KBRI.
Kematiannya meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi anak didiknya juga komunitas Indonesia. Pengabdiannya bermula sejak kedatangan saat turnamen olahraga ASIAN Games 2006 diselenggarakan di Qatar, banyak dikenang. Buruh Migran Indonesia kelahiran 1963 tersebut, tanpa lelah membantu KBRI Doha melakukan soft diplomacy khususnya seni musik yang menjadi keahliannya.
Sebagai wujud simpati, berbagai komunitas Indonesia yang berjumlah sekitar 40 ribu dengan 50 ormasnya membanjiri bantuan melalui berbagai kotak amal. Diantaranya diatur Sadakah Infak dan Sadakah di Qatar (ZISQatar) yang dikoordinir Joko Kristanto dan Wahyudin Syakir. KBRI Doha juga menyelenggarakan sholat gaib yang dipimpin oleh Ustad Ali pada Jumat, 22 April 2016.
Berdasarkan laporan sementara polisi, korban diduga mengalami serangan jantung. Pada 21 April, PPQ mengeluarkan ijin, jenazah dapat dipulangkan ke tanah air sesuai dengan pemintaan keluarga.
Menurut Pelaksana Fungsi Politik KBRI Doha Boy Dharmawan, selain memperoleh asuransi dari perusahaan, Iwan juga berhak didampingi seorang staf PT Karwa, Herman, untuk mengantarnya hingga kampung halaman.
“KBRI akan memastikan jenazah sampai di tangan keluarga almarhum termasuk bantuan ambulan dari Airport Sukarno-Hatta ke Sukabumi” ujar Boy mengulangi pernyataan Dubes Sidehabi. (SP/arl)