MIMBARA-RAKYAT.com (London) – Keith Williams yang kini berusia 64 tahun dan diadopsi ketika ia masih berusia dua tahun, akhirnya mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah seorang bangsawan atau sultan Malaysia.
Keith Williams, pekerja di tambang batu bara dari Carmarthenshire, memutuskan untuk mencari ayah kandungnya – dan ia tidak pernah menyangka akan menemukan hikayat kehidupannya yang sama sekali di luar dugaannya.
Akhirnya ia mengetahui, ayah kandungnya tidak hanya berasal dari daerah yang jauhnya lebih dari 6000 mil dari tempat tinggalnya, tapi juga ia sebenarnya merupakan putra pertama dari seorang bangsawan atau sultan Malaysia, demikian dilaporkan WalesOnline, seperti dilansir dalam mirror.co.uk, Senin.
Williams yang tinggal di Penygroes, diadopsi ketika ia berusia dua tahun dan ia selama ini sama sekali tidak mengetahui ia memiliki darah atau berasal dari garis keturunan bangsawan kerajaan.
Ia melakukan menyelidikan sendiri tentang garus keturunannya, sampai akahirnya ia mengetahui ia memiliki darah kerajaan, setelah ia menelusuri garis hidupnya dengan mendatangi ibunya di kawasan perbatasn Peterborough.
“Ketika saya berusia 13 tahun, ibu saya menjelaskan bahwa saya diadopsi. Selama ini saya tidak pernah memikirkan hal ini. Saya juga tidak pernah membayangkan ada hubungan saya dengan garis keturunan sultan, yang hidupnya di bagian lain dunia ini,” kata Williams.
Tapi pertemuannya dengan Elizabeth Rosa, ibu biologisnya, menuntunnya kepada kenyataan bahwa ia memiliki ayah kandung yang statusnya dalam masyarakat amat terhormat.
Williams (64) akhirnya menemukan cerita yang sesungguhnya, bukan dongeng, dibanding kehidupannya saat ini sebagai pedagang batu bara.
Ibu biologisnya dahulu kala adalah seorang perawat (suster) di Surrey, ketika ia mengandung.
“Ketika ia sedang dalam pendidikan keperawatan, ia bertemu dengan ayahnya. Ayahnya sedang menimba ilmu di London. Mereka pacaran beberapa lama. Akhirnya ibunya mengandung Williams. Karena saat ia dalam pengawasan semacam dewan kependidikan, maka ia dipulangkan setelah diketahui sedang hamil. Ia kembali ke Llanelli. Ia berusaha mencari pacarnya, tetapi tidak ditemukan lagi.”
Lelaki yang ditemuinya di London adalah pacarnya yang berasal dari Malaysia.
“Ia menunjukkan fotonya. Ia memilik hubungan darah dengan keluarga kerajaan (sultan) dan menjadi sultan pada 1963.
Ayah dari tiga putra itu menjadi obyek tulisan dan dokumentasi S4C, Fy Nhad y Swltan (Ayah Saya Sultan).
Williams, dikenal dengan nama Keith y Glo – Keith Batu Bara – yang lahir di Llanelli dan bekerja lebih dari 20 tahun di tambang batu bara milik ayah angkatnya – sampai akhirnya ia berusaha mencari ayah biologis yang sebenarnya.
Keith, yang memiliki enam cucu, menemukan kenyataan bahwa ayah biologisnya adalah salah seorang keturunan Kerajaan Malaysia – sebagai Sultan Perak ke-33, setelah ia kembali dari Inggris Raya.
Keith mengatakan, “Rasanya seperti cerita dongeng dalam film Disney dan bila seseorang menceritakan hikayat ini di bar atau kafe, maka yang mendengarnya pasti meminta agar ia keluar.”
“Ketika mengetahui bahwa ayah saya berasal dari Malaysia, saya sedikit kaget. Ketika saya menemukan ibu saya, saya melihat banyak foto tua dan informasi tentang ayah saya,” ujarnya.
Almarhum Sultan Idris Shah ibni Almarhum Sultan Iskandar Shah adalah Sultan sejak Januari 1963 hingga Januari 1984, ketika ia meninggal karena serangan jantung.
Dengan membawa dokumentasi film S4C, Williams dan anaknya paling muda Timothy mengunjungi Malaysia untuk mencari tahu lebih banyak tentang keluarga ayahnya. Tapi tidak disebutkan kapan Williams dan putranya mencari keluarga ayahnya ke Malaysia.

Dalam melakukan perjalanan itu, Williams menemukan berbagai kesulitan untuk melakukan kontak dengan keluarga ayahnya. Ia merasa bahwa kisahnya memang akan mendapat kesulitan di tengah jalan, karena ada kekhawatiran dengan masalah gelar ayahnya serta keberuntungannya di masa lalu.
Tetap ia harus mencari tahu tentang kehidupannya. Ia mengatakan, “Saya melakukan pencarian garis keturunan ayah saya bukan untuk menentang mereka. Saya hanya ingin tahu lebih banyak tentang diri saya.”
“Saya tidak mengerti mengapa mereka begitu sensitif tentang hal ini. Tapi saya sudah melihat apa yang ingin saya lihat. Saya sudah menyaksikan makam ayah saya dan rasanya amat sedih bagi saya,” katanya.
“Jujur saja, semua rasanya seperti mimpi. Saya tidak pernah menyangka akan pergi ke Malaysia untuk mencari tahu tentang garis keturunan dan kehidupan masa lalu saya, tentang ayah kandung saya sendiri,” katanya. (arl)