MIMBAR-RAKYAT.Com (Palembang) – Belasan saksi diperiksa polisi terkait kematian DBJ, siswa SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia saat masa orientasi sekolah (MOS). Selain siswa atau taruna senior, polisi juga memeriksa pihak sekolah.
Penyidik Satreskrim Polresta Palembang, kemarin sore polisi membawa empat taruna senior untuk pemeriksaan lebih lanjut di Mapolresta Palembang. Sebelumnya, penyidik sudah mengamankan delapan orang taruna di Mapolresta Palembang.
Kepala Satuan Reskrim Polresta Palembang Komisaris Yon Edi Winara mengatakan mereka yang diperiksa penyidik di antaranya kepala sekolah, taruna senior, serta pihak terkait lainnya. Jumlah saksi masih dapat bertambah karena penyelidikan masih dikembangkan.
“Jumlah saksi yang bakal kita periksa masih belum bisa diprediksi. Sudah ada 7-8 orang yang sudah kita periksa, dari pihak terkait dan pihak sekolah. Kita analisa lagi sesuai prosedur gelar perkara, evaluasi dan sinkronisasi,” ujar Yon.
Penyidik telah menggali informasi terkait kronologis meninggalnya DBJ saat di asrama sekolah. Diketahui, DBJ mengalami kejang-kejang sebelum dilarikan ke rumah sakit dan meninggal.
“Belum kita pastikan apakah [kejang-kejang] ini bawaan atau ada hal lain. Forensik juga masih melakukan otopsi, pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Nanti bisa diketahui penyebab kematian korban setelah hasil tes keluar,” ujar Yon.
Sebelumnya diberitakan, DBJ mengalami kejang-kejang di asrama sekolah usai mengikuti proses orientasi yakni berjalan sejauh 4 kilometer pukul 24.00 Jumat (12/7). Namun pukul 01.00 setibanya di kawasan Sukabangun, DJB pingsan saat disuruh berjalan ke parit selebar 2 meter.
Akibat kejang-kejang tersebut, pihak sekolah membawa siswa 14 tahun itu ke Rumah Sakit Myria Palembang untuk diberikan pertolongan medis namun nyawa DBJ tidak tertolong. Pihak sekolah kemudian mengabarkan kematian DBJ ke pihak keluarga yang segera membawa jenazah ke RS Bhayangkara Palembang untuk keperluan otopsi karena mencurigai adanya luka memar di bagian kaki korban. (C/d)