Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Direktur Jenderal Strategi Pertahanan (Dirjen Strahan) Mayor Jenderal TNI Bambang Trisnohadi resmi menutup kegiatan ADMM-Plus Bantuan Kemanusiaan dan Bencana (ADMM-Plus EWG on HADR TTX and FTX) yang diikuti oleh delegasi dari 20 negara yang diadakan pada Oktober 2023.
Pada gala dinner bertema batik malam itu, Bambang menilai bahwa tujuan membangkitkan kembali keingintahuan peserta dalam mengeksplorasi potensi standard operating procedure (SOP) ASEAN telah tercapai.
“Diharapkan para delegasi ADMM – Plus EWG on HADR TTX & FTX dapat merealisasikan setiap kegiatan yang diterapkan dalam latihan operasi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana,” kata Bambang.
Eksplorasi itu pun lalu diikuti praktek oleh para peserta. Bambang mengingatkan agar Asean Member States (AMS) dan para mitra dialog dapat terus menerapkan SOP dan melakukan lebih banyak latihan demi kesiapsiagaan regional dan ketahanan terhadap bencana.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto menyampaikan kegembiraan atas antusiasme tinggi negara-negara anggota ADMM-Plus dalam TTX dan FTX yang diikuti lebih dari 140 personel, pengamat dari AHA Centre, serta Sekretariat ASEAN, Kanada dan Timor Leste.
“Sebagai tuan rumah, kami mengirimkan 850 personel untuk ikut dan mendukung latihan ini, sehingga totalnya hampir 1.000 personel,” kata Donny.
Donny menjelaskan, kebutuhan akan operasi HADR yang terkoordinasi dengan baik di antara negara-negara ADMM-Plus dinilai penting. Pasalnya, Asia Tenggara rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, aktivitas gunung berapi, tsunami, angin topan, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, hingga kekeringan.
Sehingga, Indonesia yang telah berpengalaman menghadapi berbagai bencana itu pun mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk meningkatkan kerja sama terkait bencana dan tanggap darurat.
Lebih jauh, Donny menyampaikan harap agar koordinasi dan kolaborasi yang baik antara peserta ADMM-Plus dan para peserta dari daerah setempat, baik dari instansi militer maupun lembaga terkait lain dapat tercapai, dan ke depannya, memberikan manfaat bagi banyak orang.
Sebagai bagian rangkaian kegiatan, diadakan gladi lapangan operasi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana (Field Training Exercise on Humanitarian Assistance and Disaster Relief/FTX on HADR) pada 18 Oktober di Pantai Depok Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Ada beberapa titik yang menjadi lokasi latihan, yakni sepanjang Pantai Depok, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul yaitu di sekitar Pantai Depok, Laguna Depok, Jembatan Kretek II, Muara Sungai Opak, serta Pantai Cemara.
Kegiatan diawali oleh simulasi bencana gempa bumi dengan magnitudo 8,8 SR, disusul gelombang tsunami setinggi 22 meter. Evakuasi dilakukan di tempat yang telah disiapkan, termasuk di rumah sakit lapangan.
“Simulasi penyelamatan juga dilakukan pada korban yang tertimpa bangunan dan tersangkut di pohon,” kata Kolonel Arm Airlangga selaku koordinator gladi lapangan .
Saat itu, tim penyelamat berhasil menyelamatkan korban yang terjepit di bawah jembatan, juga tim penyelam yang bergerak menolong korban di dalam air. Sebuah helikopter pun dikerahkan untuk menyelamatkan korban di tempat yang sulit dijangkau, serta untuk memberikan sejumlah bantuan.
Tak hanya berlatih terkait penyelamatan bencana alam dan tanggap darurat, seluruh delegasi ADMM-Plus EWG On HADR juga menyempatkan melakukan kunjungan budaya ke Candi Borobudur, Jawa Tengah pada Kamis (19/10). (ds/sumber CNNIndonesia.com)
