Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Sudah berlangsung empat tahun, sejumlah penyandang disabilitas khususnya tunanetra yang tergabung dalam Ikatan Muslim Tunanetra Kuningan, mengadakan pengajian rutin tahsin dan tahfidz sepekan sekali pada hari Rabu.
Lantunan ayat suci terdengar begitu merdu dari para santri penyandang disabilitas tunanetra di Rumah Sahabat Al Quran Jalan Otista 126 tak jauh dari SMPN 2 Kuningan.
Selain bersilaturahim para penyandang tunanetra juga bersama-sama belajar tahsin atau memperbaiki bacaan Alquran hingga menghafal beberapa surat.
Saat dikunjungi mimbar-rakyat.com, Kamis, pemilik Rumah Sahabat Quran H Harun, menyatakan bersyukur ada santri dari penyandang disabilitas tunanetra yang kini telah hapal Al-Quran 30 Juz.
“Alhamdulillah tahfidz dan tahsin tunanetra ini sudah ada yang hafal al-quran 30 juz, dan dia Insya Allah akan membina generasi muda tunanetra nanti untuk menjadi penghafal Al- Qur’an,” ucapnya.
Ia berharap, ke depan ada tahfidz dan tahsin khusus yang membina generasi Qurani para penyandang disabilitas tunanetra.
“Selama pandemi Covid-19, pengajian sempat terhenti akibat penerapan protokol kesehatan, Alhamdulillah sekarang bisa kembali mengadakan pengajian,” ujarnya.
Ditanya tentang akomodasi hafidz dan hafidzah tunanetra ini, H Harun menjawab pihaknya selama ini mendapat sumbangan dari para donatur termasuk akomodasi.
“Saya berterimakasih kepada para simpatisan yang telah membantu kami, ada yang ngasih snack, ngasih nasi kotak dan transportasi para santri, karena santri di sini rumahnya juga jauh – jauh,” katanya.
Sementara itu, Salah satu tokoh penyandang disabilitas dari Ikatan Muslim Tunanetra Kuningan, Eman Sulaeman mengatakan dengan adanya tahsin dan tahfidz selain bisa memperkuat ukhuwah dan menambah hapalan.
“Saya merasa terbantu, dengan adanya pengajian seperti ini, apalagi saat pandemi Covid-19, pemasukan untuk memijat berkurang, di sini kami bisa menambah silaturahmi, dan ada orangtua baru yang mau membantu kami saat masa seperti ini,” terangnya.
Imbau Pemkab
Eman pun berharap kepada Pemkab Kuningan, bisa memberikan program pemberdayaan untuk tunanetra. “Jadi tidak hanya memberikan ikan, berikan juga kailnya,misalnya wirausaha seperti pembuatan telur asin,parfum,dll,”ujarnya.
Jadi , lanjutnya, Pemkab diharapkan memberikan pelatihan kepada tunanetra dengan adanya permodalan, kemudian produksi kemudian membantu proses pemasaran.
Eman mengungkapkan, hingga saat ini ada lebih dari seratus orang yang tergabung dalam IMTK, mulai dari anak-anak hingga dewasa, namun tidak semuanya bisa membaca Al Quran braile.
“Belum semua santri bisa membaca Al Quran braile, dan untuk menghapal kebanyakan dari HP dan Al Quran digital,” tutur Eman.
Diakui Eman, ada kenikmatan tersendiri bila bisa membaca Al Quran, maka ia pun berharap seluruh penyandang disabilitas bisa membaca Al Quran braile.
“Untuk tenaga pengajar dari kami sudah siap, hanya kami sering terbentur dengan akomodasi, karena rumah kami jauh – jauh, semoga nanti ada donatur yang mau memfasilitasi para jemaaj lainnya yang mau belajar,” ujarnya. (andin rahmawati / arl)