Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Anwar Iskandar telah ditetapkan sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggantikan Miftachul Akhyar yang mengundurkan diri pada 2022 lalu. Keputusan ini tertuang dalam rapat Hasil Pleno MUI yang digelar di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (15/8).
Ketua Panitia Rapat Pleno MUI Rofiqul Umam Ahmad menyampaikan penetapan rapat pleno tersebut nantinya akan dibawa ke Rapat Paripurna MUI.
“Rapat Pleno menetapkan bapak KH Anwar Iskandar sebagai Ketua Umum MUI menggantikan KH Miftachul Akhyar yang mengundurkan diri,” kata Rofiq dalam keterangannya di laman resmi MUI.
Anwar selama ini dikenal sebagai kiai senior Nahdlatul Ulama (NU). Pria kelahiran 24 April 1950 di Banyuwangi ini juga tercatat sebagai pengasuh Pesantren Mambaul Ulum, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur dan pengasuh Pesantren Al-Amien Kota Kediri.
Anwar Iskandar sempat menimba ilmu dari pesantren yang satu ke pesantren yang lainnya untuk mempelajari agama Islam. Ia semat menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, Pondok Al-Falah, Sarang, Rembang, hingga Pondok Minggen, Demak, Jawa Tengah.
Pada tahun 1970, Anwar Iskandar juga telah menyelesaikan program sarjana lengkap di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab pada tahun 1970.
Anwar juga berkhidmat di jenjang kepengurusan NU di tingkat daerah. Pada tahu 1992 ia menjabat ketua Rais Syuriyah NU cabang kota Kediri. Kemudian, tahun 1997 diangkat menjadi wakil ketua Rais Syuriyah NU wilayah Jawa Timur.
Kini, ia masih menjabat sebagai Wakil Rais Aam PBNU periode 2022-2027.
Selain di PBNU, Anwar juga aktif di MUI. Sebelum menjadi Ketum MUI, Anwar tercatat sebagai salah satu Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI 2020-2025.
Di bidang politik, Anwar Iskandar sempat diangkat menjadi ketua Dewan Syuro PKB wilayah Jawa Timur pada tahun 1998. Ia juga pernah menjabat sebagai anggota MPR dari utusan daerah Jawa Timur. Ia juga pernah mendirikan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) pada tahun 2008.
Anwar belakangan ini telah menyatakan sikap supaya semua pihak yang akan terlibat dalam pemilu 2024 agar tidak membawa-bawa NU dalam politik praktis.
Ia meminta agar identitas NU tidak dipakai demi mengais suara untuk memenangkan kontestasi. Anwar menjelaskan NU saat ini tidak menjalankan politik praktis. Namun, politik NU adalah politik kenegaraan untuk menyelamatkan negeri ini.
“PBNU sudah mencanangkan tekad besar bahwa NU harus menjadi rumah yang mengayomi seluruh warganya dari latar belakang politik atau kepentingan apa pun,” kata Anwar dikutip dalam laman resmi NU.
Dukungan bagi Anwar Iskandar menjadi Ketum MUI juga sempat datang dari Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini menilai sosok Anwar merupakan kiai senior di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Terlebih, menurutnya, Anwar fasih soal urusan ulama dan masyarakat.
“Jelas itu kan Wakil Rais Aam dan seorang kiai paling senior di lingkungan NU. Beliau, ya, kalau soal masalah keulamaan dan kemasyarakatan sangat mumpuni, kami sangat mendukung,” ujar Gus Yahya di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (2/8). (ds/sumber CNNIndonesia.com)