MIMBAR-RAKYAT.com (Garut) – Setelah 18 bulan berada dalam tenda tenda, ahirnya korban pergeseran tanah di Kecamatan Cisompet kini merasa lega, karena tempat permukiman mereka mulai diolah.
Lahan untuk para pengungsi sudah mulai diratakan menggunakan alat berat, sehingga warga pengungsi pun merasa lega karena terbuka harapan mereka untuk segera direlokasi.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat Cisompet yang berstatus sebagai UPT BKKBN, Dani Muldani, sebanyak 171 KK atau 553 jiwa korban pergeseran tanah di kampung Ciawi, Kecamatan Cisompet, sudah 18 bulan hidup menderita.
“Mereka hidup di tenda tenda dengan serba kekurangan, apalagi mereka yang punya anak kecil,” katanya.
Selama 18 bulan pula masyarakat Ciawi berharap, mereka segera direlokasi ke tempat yang aman. Para korban pergeseran tanah tersebut sudah mendapat kunjungan dari Mentri Sosial dan beberapa anggota DPR, tapi harapan relokasi masih tidak jelas, jelas Dani.
Dengan diturunkanya alat berat di lahan relokasi, warga korban bencana merasa sangat bersyukur. Mereka memiliki kepastian untuk segera menghuni tempat relokasi baru yang lebih aman, tambahnya.
Ketua DPC Partai Berkarya kecamatan Cisompet, Wawan Hermawan, juga merasa bersyukur.
“Lahan untuk relokasi yang sudah mulai digarap, menunjukan keseriusan Pemerintah kabupaten Garut dalam memikirkan nasib mereka para pengungsi,” katanya.
Untuk itu, Wawan Hermawan berharap, pembangunan relokasi perumahan korban pergeseran tanah di Ciawi segera teralisasi. Mereka 171 KK sudah cukup lama menderita, mereka harus hidup di rumah tenda dengan segala keterbatasan dan kekurangan.
Wawan berharap, pembangunan perumahan relokasi warga Kampung Ciawi mendapat suport dari seluruh kalangan, khususnya warga masyarakat Cisompet agar pembangunanya segera terealisasi. (Yat R/kb)