Venezuela dalam tiga bulan terakhir berada dalam cengkeraman krisis ekonomi dan politik akibat terjadinya gejolak di negara itu yang setiap hari diwarnai protes anti-pemerintah Maduro. Menurut kantor kejaksaan setempat, lebih dari 70 orang telah tewas dalam kekerasan sejak 1 April.
Mimbar-Rakyat.com (Caracas) – Sebuah helikopter yang sempat berputar-putar di Ibu Kota Venezuela, Caracas, melakukan serangan ke Gedung Mahkamah Agung, Selasa (27/6) waktu setempat.
Belum ada laporan apakah ada korban tewas atau cedera akibat serangan yang oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro disebut sebagai serangan teroris. Pemerintah dan pihak polisi menyebutkan helikopter terbang di atas ibukota, Caracas, dan menjatuhkan granat.
Rekaman di media sosial menunjukkan sebuah helikopter berputar-putar di atas kota sebelum terdengar ledakan keras. Petugas diyakini telah menyita pesawat dan pernyataan video yang mengutuk pemerintah.
Venezuela dalam tiga bulan terakhir berada dalam cengkeraman krisis ekonomi dan politik akibat terjadinya gejolak di negara itu yang setiap hari diwarnai protes anti-pemerintah Maduro. Menurut kantor kejaksaan setempat, lebih dari 70 orang telah tewas dalam kekerasan sejak 1 April..
Presiden Maduro mengatakan, granat dijatuhkan dalam serangan itu dan ia berjanji Itu pasukan keamanan akan menangkap pelaku. “Saya telah mengaktifkan angkatan bersenjata membela perdamaian,” katanya dalam sebuah keterangan di Istana Presiden Miraflores.
“Cepat atau lambat, kita akan menangkap pelaku serangan helikopter,” katanya lagi.
Sementara seorang yang mengaku petugas polisi dan menyebut dirinya sebagai Oscar Perez, muncul di Instagram, diapit orang-orang bersenjata, bertopeng, dan berseragam, mengimbau rakyat Venezuela menentang pemerintahan “tirani” di bawah pimpinan Maduro.
“Kami adalah koalisi karyawan militer, polisi dan warga sipil yang mencari keseimbangan dan melawan pemerintah kriminal ini,” katanya. “Kami tidak tergabung dalam partai politik. Kami adalah nasionalis, patriot dan institusionalis.”
Dia juga mengatakan, kami tidak melawan pasukan keamanan, tetapi “terhadap impunitas pemerintah. Ini adalah melawan tirani.”
Sebelumnya pada hari Selasa, Maduro mengulangi tuduhannya bahwa AS mendukung upaya kudeta terhadap pemerintahannya dan memperingatkan Presiden Donald Trump dan menyatakan Venezuela menolak langkah tersebut.
Sebelumnya pada hari Senin ia mengumumkan bahwa lima orang telah ditangkap, karena dituduh berkomplot melawan dia dan mempersiapkan invasi AS.***(janet)