Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) Di tengah pandemi Covid-19, rupanya geliat pelaku UMKM di Kabupaten Kuningan kian tumbuh, hal itu dilihat dari antusias mereka saat ikut berpartisipasi menjajakan dagangannya dalam sebuah bazzar saat launching Si BaDu miRakyat (Aplikasi Bank Data Pelaku UMKM Ekonomi Rakyat).
Para pelaku UMKM yang tergabung dalam beberapa komunitas, terlihat begitu sumringah saat bisa memperkenalkan produk mereka. Salahsatunya Komunitas UMKM Ciremai Kuningan (Kunciku) yang telah berdiri sejak Bulan Oktober 2020, lalu.
Semangat masyarakat untuk bangkit dari pandemi covid-19, melalui UMKM dirasakan oleh Ketua KunciKu, Jaja Sunarja, mengatakan sejak berdiri enam bulan yang lalu, para pelaku UMKM hingga kini sudah berjumlah sekira 270 pelaku UMKM, hal itu menandakan warga Kabupaten Kuningan kian antusias untuk bangkit dari pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah, banyak yang bergabung. Jadi di KunciKu ini merupakan wadah untuk sharing, mencari solusi bagi para pelaku UMKM, jadi tidak hanya sekedar kumpul atau komunitas, tapi yang paling penting adalah solusi untuk pelaku UMKM,”ujar Jaja, Sabtu (3/4/2021).
Banyak kendala dan hambatan para pelaku UMKM dalam memasarkan produknya, kata Jaja, salahsatunya seperti pengemasan yang kurang menarik. “Ya seperti packaging, contohnya kayak ini keripik markisa Teh Dewi, sebelum bergabung dengan KunciKu, dulunya keripik markisa ini dikemas dengan plastik, tapi sekarang pengemasannya lebih nenarik ,”jelas Jaja.
Setelah pengemasannya dibikin semenarik mungkin, lanjut Jaja, produk Keripik Markisa ini sudah melanglangbuana ke beberapa daerah di luar Kabupaten Kuningan, bahkan hingga Sulawesi. “Tidak hanya pengemasan saja yang dibantu oleh KunciKu, namun pemasaran pun dibantu,seperti membuka komunikasi ke gerai – gerai, toko oleh – oleh, hotel – hotel, dsb,”ungkap Jaja.
Menurutnya toko – toko atau outlet oleh – oleh adalah outletnya para pelaku UMKM. Sementara saat ditanya soal Aplikasi Bank Data Pelaku UMKM yang diluncurkan oleh Diskoperindag Kuningan, Ketua KunciKu ini menyambut positif.
“Ini langkah positif ya, karena bagaimana pun Si BaDU ini adalah database atau bank data para pelaku usaha yang riil,” ungkapnya.
Ia menambahkan dengan adanya aplikasi yang dibangun Diskopdagperin Kuningan ini, akan muncul data yang sebenarnya terkait pelaku usaha yang benar-benar eksisting.
“Jangan sampai seperti yang sudah-sudah. Ada data pelaku UKM tapi daftarnya hanya saat akan ada bantuan saja,” imbuhnya.
Jika yang didata mereka yang hanya ngaku-ngaku pelaku UKM padahal dalam kenyataannya tidak memiliki usaha apapun, kata Jaja, akan menimbulkan kecemburuan sosial.
“Tapi dalam aplikasi Si BaDU ini adalah data yang riil memiliki UKM. Sehingga pada saatnya nanti ada bantuan yang ditujukan untuk mereka, akan sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Jadi tepat sasaran, istilahnya,” paparnya.
Sementara, terpantau dalam data pelaku UMKM di aplikasi Si BaDU miRakyat, sejauh ini sudah terdata sekira 35 ribuan pelaku UMKM di Kuningan. Dari data tersebut, terlihat pelaku UMKM jenis kuliner/makanan mendominasi dengan jumlah sebanyak 21 ribu pelaku usaha.
“Data yang tercantum dalam Si BaDU ini benar-benar data riil. Data yang diinput dari ini bawah, oleh para petugas yang disebar di desa-desa/kelurahan,”pungkasnya. (Dien)