MIMBAR-RAKYAT.com (Garut) – Bencana alam tanah longsor dan pergeseran tanah yang terjadi di Kecamatan Cisompet, Garut, merusak ratusan rumah warga, dan ini diperhitungkan karena ulah manusia (human error) karena terjadinya alih fungsi lahan.
Kerusakan rumah warga setempat cukup berat dan dikhawatirkan terjadi bencana susulan. Lokasi longsor yang terjadi di Desa Sindangsari Kecamatan Cisompet, merupakan bencana yang paling parah dan selain daerahnya di pebukitan juga memang rawan bencana longsor.
“Banyak lahan yang telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian atau permukiman warga. Banyak pohon ditebang sehingga berpengaruh terhadap tingkat kerawanan bencana,” kata Dani Muldani, tokoh masyarakat di Cisompet.
Dani mengatakan, tingkat kebutuhan lahan di daerah tersebut saat ini tergolong tinggi seiring dengan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk sehingga kasus alih fungsi lahan di daerah itu tinggi.
Kerawanan bencana pergerakan tanah di daerah ini, tambah Dani, diperparah dengan keberadaan sungai di bagian atas lahan permukiman warga. Air sungai diduga merembes ke ke dalam tanah dan mengakibatkan terjadi retakan tanah yang terus membesar.
Dani menambahkan, dari sekitar 500 pengungsi, sebagian besar didominasi ibu-ibu, ibu hamil dan balita. Para pengungsi juga sangat membutuhkan bantuan kesehatan dan logistik untuk balita.
Bencana longsor dan pergerakan tanah yang terjadi Jumat (21/2) meninggalkan duka dan trauma bagi warga sekitar.
Pemderintah Kabupaten Garut menurunkan tm dari PVMBG yang diterjunkan langsung ke lokasi pergerakan tanah, guna meneliti peristiwa pergerakan tanah tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi Zakaria, mengatakan, tim tersebut akan berada di lokasi bencana selama beberapa hari.
“Mereka melakukan penelitian sampai mengevaluasi pergerakan tanah yang menyebabkan berbagai infrastruktur di dua dusun di Desa Sindang Sari rusak,” katanya.
Dadi menyebutkan, jumlah warga yang dipindahkan ke tempat penampungan sementara mencapai 91 kepala keluarga (KK) atau 278 jiwa. Rumah rusak di Dusun Ciawi dan Lengkong sebanyak 127 unit terdiri atasi 43 rumah permanen dan 84 bangunan rumah panggung. (Yat.R/KB)