Mimbar-Rakyat.com (Le Mans) – Atraksi hebat diperlihatkan oleh Sean Gelael, Robin Frinjs, dan Ferdinand Habsburg pada perayaan 100 Tahun 24 Hours of Le Mans, di Prancis, Sabtu (10/6) hingga Minggu.
Mereka yang sempat terperosok di posisi bawah, perlahan merangkak naik hingga bisa ada di posisi tiga.
Sean yang dipercaya menjadi starting driver memulai lomba yang dikomandoi oleh bintang NBA, LeBron James, itu dari posisi 15. Sebuah insiden di Lap 1 yang menimpa pebalap tim Action Express Racing/Cadillac, Jack Aitken, membuat Safety Car (SC) masuk ke trek.
Ini dimanfaatkan oleh Sean dan WRT 31 untuk masuk pit. Untuk sesaat mereka mendapat keuntungan karena banyak tim lain tidak memanfaatkan situasi tersebut. Sean pun sempat ada di P5.
Namun kemudian beberapa insiden terjadi lagi sehingga giliran para pebalap lain yang memanfaatkan keuntungan, sehingga posisi kembali normal. Saat berganti kemudi ke Ferdinand Habsburg, WRT 31 ada di P13.
Ketika hujan turun di saat balapan memasuki tiga jam dan kondisi di sirkuit juga memasuki senja, beberapa pebalap tergelincir karena belum sempat mengganti ban dengan ban basah. Dan di antara mereka yang apes itu ada Habsburg!
Pebalap Austria ini melintir dan menabrak tembok pengaman. Dia terpaksa masuk pit untuk memperbaiki kondisi mobil. Karena banyak yang mesti diperbaiki, Habsburg pun tertahan lama di pit sehingga ketika keluar WRT 31 tertinggal dua lap dari pebalap terdepan di kelas LMP2.
Saat keluar pit dan balapan lalu berlangsung normal, WRT 31 ada di P18. Namun dari situ justru terlihat fighting spirit luar biasa dari para pebalap. Dari Habsburg pindah ke Robin posisi naik hingga ke P14.
Dan menariknya, ketika kemudi pindah ke Sean, pada sesi malam dia tampil bak kesetanan. Sean terus memperbaiki posisi, dari P14, ke 12, 11, 10 hingga ketika kemudian memberikan jalan buat Habsburg kembali dari P9.
Habsburg, dan kemudian Robin, tertular “virus” positif dari Sean itu. Mereka juga tampil edan, silih berganti memperbaiki posisi. Ketika sudah ada di P6, Habsburg dihadapkan pada kondisi tertinggal lebih dari 50 detik dari Manuel Maldonado (Panis Racing).
Dia pun membalap 3-5 detik lebih cepat per lap, sehingga bisa menyusul Maldonado. Setelah itu kemudi pindah ke Robin, sudah di P5. Robin mesti menyusul Neel Jani (Duqueine Team) yang berada 20 detik di depannya.
Sebelum Robin melakukan tugasnya, kabar baik datang buat WRT 31 karena tim yang lama ada di P3, IDEC Sport, mengalami pecah ban saat mobil mereka dikendarai Laurents Horr sehingga posisi mereka melorot drastis. Dengan demikian perburuan tempat antara WRT 31 dan Duqueine Team 30 bukan untuk P4, tapi P3.
Seperti Habsburg, Robin juga melaju lebih cepat dalam kisaran 2-3 detik per lap. Pada akhirnya Robin tidak menyusul Jani karena kemudi sudah berganti ke Rene Binder, tapi aksinya melewati Binder itu tetap terlihat di atas trek yang tersorot kamera.
Dan, sayangnya, 10 menit sebelum finis sebuah kerusakan teknis dialami oleh WRT 31. Robin pun mesti masuk ke pit untuk mengganti hidung mobil. Posisinya melorot dari P3 ke P5.
“Tim menyatakan ada kerusakan suspensi. Sayang seribu sayang. Tapi saya tetap bangga dengan penampilan para pebalap, terutama Sean semalam,” ujar sang ayah, Ricardo Gelael.
“Kita harus bangga menyaksikan perjuangan mereka yang gigih. Mereka pantang menyerah. Itulah baru namanya mental laki-laki yang tangguh dan mental juara. Mereka memperagakan sikap mereka kepada kita dan para penontong. Itu patut dicontoh,” kata Ricardo mengomentari pebalap WRT31 itu, termasuk Sean Gelael, dalam pesan singkatnya usai perlombaan melelahkan selama 24 jam itu.
Sedangkan Sean Gelael berujar: “Tim kami benar-benar menunjukkan semangat comeback yang hebat. Dua kali terlibat tabrakan dan praktis ada di posisi terakhir dan tertinggal 2 lap. Sayang, saat sudah di posisi tiga berkat fighting spirit itu, 10 menit mau finis damper mobil kami rusak. Finis kelima. Begitulah balapan.”
Putaran berikut FIAWEC digelar di Monza, Italia pada 9 Juli 2023. (him)