Thursday, November 21, 2024
Home > Cerita > Cerita Khas > Mas Adhi nikah lagi,     Catatan A. R. Loebis

Mas Adhi nikah lagi,     Catatan A. R. Loebis

Mas Adi Wargono dan Mba Lily. (arl)

 Yang satu wajahnya berbinar, satunya sumringah, senyum keduanya menyimpul, menambah cerah suasana pagi jelang siang, ketika kami bertemu di salah satu ruang kantor di wilayah Jakarta Pusat.

“Sini, kamu duduk di sini aja dekat saya,” kata Mas Adhi sembari jemarinya menyapu sisi kanan bangku pendek yang didudukinya, yang pas untuk duduk dua orang.

Mba Lily kembali mengembangkan senyum,, pindah duduk ke sebelah Mas Adhi sembari berujar perlahan, “terima kasih Mas”.

Ketika kami pindah duduk ke ruang dalam kantor, Mas Adhi dan Mba Lily duduk agak berjauhan. “Biar..biar dia duduk di situ saja, agar saya bisa memandanginya dari jauh,” dan senyum keduanya kembali mengembang.

Saudara, ini bukan pembuka cerita pendek atau novel, melainkan kisah sebenarnya, secuplik lembaran perjalanan anak manusia, di antara nestapa, haru dan  bahagia.

Perjalanan makhluk di dunia ini, yang ditandai dengan   analogi takdir manusia, merupakan rahasia Allah SWT berupa: langkah, rezeki, pertemuan, jodoh dan maut. Takdir itu merenda kehidupan semua manusia, termasuk Mas Adhi dan Mba Lily.

Siapakah mereka? Mas Adhi adalah Adhi Wargono, pria mudah senyum, lahir di Wonosobo pada 27 Agustus 1950 sedangkan Mba Lily adalah Sri Masliana, kelahiran 2 Mei 1970, di Tegal, Jawa Tengah.

Apa yang menarik dari mereka? Mereka baru saja menikah, mereka pengantin baru. Mas Adhi nikah untuk ketiga kalinya, sedangkan Mbak Lily untuk yang pertama.

Maaf Mas Adhi, bisa cerita sedikit tentang masa lalu?

“Saya menikah dengan isteri pertama, Amelia Syarifah Kiemas, anak nomer delapan dari 11 bersaudara (Nomer satu Uda Taufiq Kiemas),  pada 11 Maret 1976 dan istri saya meninggal dunia 14 Mei 1998, memiliki empat anak. (Nilam Purnamasari, 1977, Khairunisa Vidiastari 1978, M. Akbar Adhinugroho, 1980 dan Safarini Aidila, 1981.” 

“Kemudian isteri kedua saya nikahi 27 Agustus 2005 bersamaan ulang tahun saya ke-55. Nama isteri Ratna Renggo Geni, asal Sumatera Barat. Tidak punya anak dan ia meninggal 12 Januari 2022 di RS Pelni, karena kanker pankreas.”

“Saya prihatin Mas Adhi. Cerita nikah ketiga ini gimana?”

Mas Adhi menggeser duduknya, menarik nafas panjang dan bertutur: Isteri ketiga saya Sri Masliana dengan panggilan Lily adalah adik bungsu (no.9) sahabat saya H. Ahmad Ristanto, mantan wartawan Sinar Harapan / Suara Pembaruan.

“Saya dikenalkan kakaknya dengan memberi nomer tilpon Lily kepada saya. Perkenalan melalui telpon dalam bulan puasa lalu, dilanjut pertemuan di Jakarta seminggu sesudah hari raya Idnul Fitri. Kemudian saya berkunjung ke Tegal,” kata Mas Adhi.

“Akhirnya saya berdua dan keluarga Mas Ristanto sepakat untuk menikahkan adiknya dengan saya, pada 7 September 2024 di Restoran JW 54, Jati Waringin, Bekasi,” tambah Mas Adhi.

Mas Adhi Wargono dan istrinya Mba Lily. (ist)

“Dalam berkenalan hanya sekitar empat bulan, saya dan Lily bertemu paling empat kali. Kami berjodoh dan nikah. Ini jodoh saya dengan orang Jawa, setelah sebelumnya dengan orang Palembang dan orang Padang,” tambah Mas Adhi, kelahiran di kota dingin Wonosobo.  Pandangannya di siang bolong itu menatap jauh..seolah mengenang masa lalunya yang berlika-liku.

Ketika tersentak tengah malam, Mas Adhi menyaksikan di sampingnya ada wanita..isteri ketiga..yang akan menemaninya sepanjang siang dan malam, setelah dua tahun hidup sendiri. Ini merupakan pengalaman rokhani tersendiri yang menakjubkan baginya.

Apa kata Mbak Lily?

“Aku tak menyangka bertemu Mas Adhi. Semua cocok dan sesuai bagi saya dan ternyata ia pun begitu. Ya Allah betapa hebatnya rahasia jodoh ini..alangkah menakjubkan rahasia cinta. Kami tidak bertemu tiba-tiba, Ada yang mempertemukan kami. Al Khaliq yang Maha Kuasa,” kata Mba Lily. Ia memandangi suami tercinta yang duduk di sebelahnya.

“Kami bertemu pertama kali ketika saya ke Jakarta menjenguk tante yang sakit,” ujar Mba Lily,” Melihat Mas Adhi pertama kali, saya merasa cocok, perasaan sepertinya sudah kenal lama.”

Mas Adhi menimpali, “Saya terkesan dengan pertemuan pertama, karena Lily memiliki pemikiran yang kritis dan pintar, enak diajak bicara dan memiliki pengalaman sebagai pekerja swasta di Malang, Yogjakarta dan Semarang. Mba Lily lulusan FE Universitas Sultan Agung, Semarang, jurusan Marketing Management.

“Selain enak diajak bicara juga bisa memberikan solusi dalam kehidupan berumah tangga,” ujar Mas Adhi, yang mengawali karir sebagai wartawan di Mingguan Siaga pada1969 dan berakhir di Harian Neraca pada 1996. Ia pun menerima penghargaan kartu pers nomor satu (PCNO) pada HPN 2024.

Pada minggu-minggu awal usai pernikahan, kata Mas Adhi, ia membawa istrinya ke beberapa tempat yang kerap dikunjunginya, mengenalkan dengan teman-teman dan berkuliner ria.

“Saya mengenalkan Lily kepada teman-teman saya dan mengajaknya berkuliner ke tempat yang sering saya kunjungi,” kata Adhi, menjabat sebagai ketua Indonesian Korean Friendship Association (IKFA) sejak 2019.

Kilas cuplikan perjalanan hidup Mas Adhi dan Mba Lily ini menunjukkan betapa misterinya kehidupan, betapa besarnya kuasa Sang Maha Pencipta menggariskan takdir manusia, termasuk maut dan jodoh,

Mas Adhi dan Mbak Lily, selamat menempuh hidup lama yang baru dan berkah Allah SWT bagi kalian dan keluarga.

Siang semakin tinggi, matahari seolah merekah, angin menyelinap dari celah jendela dan kami pun saling pamit dan dalam hati berdoa: semoga lain waktu ketemu lagi, (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru