Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – BKSDM menggelar pembekalan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) III Angkatan III dan IV secara daring melalui aplikasi zoom di Aula Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Kamis (29/7/2021).
Kepala BKPSDM Kabupaten Kuningan, H. Nurahim mengatakan kegiatan pelatihan dasar bertujuan agar peserta dalam menjalankan tugasnya memiliki integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi selaku abdi negara.
“Melalui pelatihan tersebut agar dapat menciptakan ASN yang memiliki intergritas moral, kejujuran, karakter atau kepribadian yang unggul, profesional dan bertanggungjawab,” ujar Nurahim.
Sementara itu, Sekda Kuningan, H Dian Rachmat Yanuar saat memberikan materi memaparkan ada tiga faktor yang berpengaruh pada profesionalisme, yakni kompetensi yang dipengaruhi pendidikan, keterampilan dan pengalaman. “Faktor kedua adalah integritas dipengaruhi sikap disiplin, jujur, adil dan loyal. Dan kinerja dipengaruhi prestasi yang diberikan seseorang atas untuk kerja yang dicapai,” terangnya.
Menurutnya professional merupakan kecocokan antara kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi dengan kebutuhan tugas, dimana lapangan kerja tertentu diduduki oleh orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu pula.
“Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai Profesi memiliki landasan pada Prinsif, meliputi Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Prilaku, Komitmen, Integritas Moral, dan Tanggung jawab pada Pelayanan Publik, Kompetensi yang diperlakukan sesuai dengan bidang tugas, Kualifikasi akademik, Jaminan prlindungan hukum dalam melaksanakan tugas, dan profesionalitas jabatan,” tambahnya.
ASN sebagai profesi ini, lanjut Dian, dibagi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). “Untuk kedudukan jabatannya ada tiga, yaitu Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional,”, jelasnya.
Sementara untuk pola yang digunakan saat promosi dan memperkerjakan pada pegawai sekarang ini menggunakan sistem “Merit” , yaitu kebijakan proses mempromosikan dan mempekerjakan pegawai berdasarkan kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan, artinya jabatan haruslah diisi oleh orang – orang terbaik karena kualitas dan kemapuannya.
Tentunya Sistem Merit ini didasarkan pada kualifikasi, kompetisi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan dan umur.
“Ada sepuluh cara menjadi Profesional, diantaranya harus memiliki sikap Positif terhadap pekerjaan, Mahir dalam bidang studi, Communication skills (lisan/tulisan), Interpersonal skills, dan Percaya diri. Tak kalah penting berpikir kritis dan memillki kemampuan menyelesaikan masalah, Adaptif, Motivasi diri, Leadership, dan Team work. Dan semua itu harus diawali dengan disiplin,” jelasnya.
Sekda menerangkan, disiplin memiliki peranan penting untuk menjadi pegawai yang profesional. Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
Selaku ASN mesti memahami “God gave you two ears and one mouth. Use them proportionately!” Lebih banyak mendengar daripada berbicara. Kita tidak melihat dari siapa ide dan gagasan itu muncul, namun lebih memperhatikan subtasinya. Dan ketika menjalankan tugas mendapatkan teguran dari pimpinan, kita harus memahami untuk segera menindaklanjutinya atau memperbaikinya.
“Bukan malah melakukan perlawanan dengan dasar tidak menerima teguran dari pimpinan itu. Karena pimpinan memiliki tugas memberikan arahan agar roda organisasi dapat berjalan searah dengan visi dan misinya,”ungkapnya.
Jauh lebih penting bukan pintar tapi cerdas, dijelaskan Sekda karena cerdas disini mampu menyesuaikan/beradaptasi dengan perkembangan sekarang. Disinilah kita harus belajar berada dalam suatu oraginisasi lingkungan kerja. Ada aturan, ada yang diatur dan ada yang mengatur. Maka kita harus memahami tugas fungsi dimanapun kita ditugaskan, dan tahu siapa kita dan memahami struktur organisasi.
“Tak ketinggalan bangun kebersamaan, dengan meluangkan waktu dengan semua yang ada di lingkungan kerja. Sehingga hal ini akan membantu dalam proses kemampuan berkomunikasi antar komponen yang ada. Bukan status yang dikedepankan, namun pengakuan bahwa mereka adalah bagian dari kita. Inilah disebut dengan pengakuan Team Work,” tutup Dian. (Dien)