Tuesday, April 01, 2025
Home > Berita > Masjid Jogokariyan:  Infak benar-benar digunakan, bukan ditimbun

Masjid Jogokariyan:  Infak benar-benar digunakan, bukan ditimbun

Pasar Rakyat yang digelar Masjid Jogokariyan di Kampung Jogokariyan, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta. (Foto: mimbar-rakyat.com)

Tidak seperti umumnya masjid, Jogokariyan, menurut salah seorang pengurusnya,  berupaya agar setiap pengumuman saldo infaknya nol rupiah. Alasannya, bila pengumuman infak jutaan akan sangat menyakitkan tetangga masjid yang tak bisa ke rumah sakit karena tak punya biaya.

 

Begitu turun dari kendaraan, persis di samping Masjid Jogokariyan, pada Sabtu 18 Desember 2021, seseorang menyodorkan selembar kertas. Ternyata itu adalah  voucher belanja dari Masjid Jogokariyan yang dibagikan petugas masjid kepada semua jamaah yang datang. Tak pilih-pilih, tua, muda, anak, dan wanita kebagian.

Voucher senilai Rp 10000 itu dapat dibelanjakan untuk membeli berbagai jajanan. Tinggal pilih, makanan ringan hingga makanan “berat” untuk sarapan. Ada ketupat sayur, gudek, dan banyak lainnya. Makanan itu dijual oleh UKM binaan masjid yang berjumlah sekitar 40 pedagang. Pasar subuh itu digelar tiap Sabtu dan Ahad. Ratusan jamaah tumpah ruah di jalan itu usai sholat subuh.

Masjid Jogokariyan.Masjid ini berada di Kampung Jogokariyan, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta. Sudah sangat banyak cerita tentang masjid ini di berbagai media, hingga tidak saja dikenal di seantero negari, tetapi telah medunia. Liputan6, sebuah website menyebut masjid ini cukup ikonik.

Ketika wartawan mimbar-rakyat.com berkunjung ke masjid ini pada Sabtu 18 Desember 2021 lalu untuk sholat subuh, masjid ini di Sabtu pagi itu sudah penuh oleh jamaah. Baik yang laki-laki maupun wanita. Di tempat parkir sejumah bus terpakir berderet, juga beberapa mini bus. Begitu hendak masuk masuk sejumlah petugas masjid membagi-bagikan voucher. Ini pertanda yang sholat di situ bukan hanya warga seetempat, tetapi juga dari daerah lain.

Usai sholat subuh, meski ustadz belum selesai menyampaikan kultum (kuliah singkat), sejumlah jamaah, pria dan wanita telah turun ke jalanan di samping masjid itu, memilih menu sarapan di pagi itu yang beraga. Ya, makanan beragam, juga ada bubur ayam, goreng-gorengan, sosis, ayam bakar, dan banyak lainnya.

Silakan bayar dengan voucher yang diberikan petugas saat datang tadi. Jika kurang, ya tambah sendiri. Atau semua kebutuhan dibayar kontan, silakan saja, dan menjadikan voucher isebagai kenang-kenangan, seperti dilakukan sejumlah orang.

Cerita tentang masjid ini sudah sangat banyak. Tinggal klik google dengan menulis Masjid Jogokariyan, maka berbagai cerita bisa dibaca. Meski begitu, aktivitas tentang masjid ini tak pernah habis. Ada saja hal-hal baru, termasuk Pasar Rakyat setiap subuh di Sabtu dan Ahad.

Jogokariyan menerapkan manajemen masjid zaman rasulullah dengan aplikasi di zaman modern dan lebih  inovatif, sehingga bisa diterima masyarakat. Kajian pekanan dengan berbagai macam materi  rutin diselenggarakan setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Ahad.

Masjid ini menjadi dikenal ke seantero negeri berkat program “Saldo Infaq Nol Rupiah” nya. Ini berkaitan dengan upaya menyalurkan amanah infaq dari jamaah kembai ke jamaah dalam bentuk pelayanan beribadah yang nyaman.

Gerakan Saldo Infak Nol Rupiah merupakan salah satu keunikan Masjid Jogokariyan. Tidak seperti umumnya masjid, Jogokariyan, menurut salah seorang pengurusnya,  berupaya agar setiap pengumuman saldo infaknya nol rupiah. Alasannya, bila pengumuman infak jutaan akan sangat menyakitkan tetangga masjid yang tak bisa ke rumah sakit karena tak punya biaya.

Hasil infak benar-benar digunakan, bukan ditimbun sampai jumlahnya sangat banyak. Dengan pengumuman saldo infak nol rupiah, diharapkan para jamaah semakin bersemangat dalam mengamanahkan hartanya.

Lalu apakah Masjid Jogokariyan kehabisan dana? Ternyata tidak. Uang terus mengalir ke kas masjid. Bahkan kotak amal selalu penuh sesak.

“Uang yang saya masukkan ke kotak amal di dekat pintu masjid nyebul lagi ke luar. Saking sudah penuhnya,” kata seorang teman.

“Saya malah sempat berpikir. Koq infak saya di tolak. Luar biasa,” katanya.

Gerakan Jama’ah Mandiri bahkan sukses menaikkan infak pekanan Masjid Jogokariyan hingga 400%. Gerakan ini menyadarkan jamaah yang malu untuk beribadah saja harus disubsidi.

Program lain, jamaah bersama-sama mengumpulkan beras untuk dishodaqahkan kepada yang membutuhkan, yang disalurkan melalui kotak ATM beras.

Masjid Jogokariyan terus berkembang. Tidak hanya sholat berjamaah atau ibadah keagamaan lainnya seperti kajian, ceramah dan lainnya yang digelar, tetapi masjid juga rutin mengadakan kegiatan sosial seperti pelayanan kesehatan, bantuan kepada warga miskin, buka puasa bersama, dan lainnya.

Pelatihan sholat bagi warga yang belum bisa sholat juga rutin dilaksanakan, sehingga mereka tidak malu lagi untuk pergi ke masjid guna sholat berjamaah..

Di bulan Ramadhan,  warga Jogokariyan memeriahkan bulan suci itu dengan berbagai kegiatan yang bersifat event besar. Hasilnya bukan hanya masjid yang penuh sesak, tetapi infakpun terus mengalir.

Setiap Bulan Suci Ramadan tiba, Masjid Jogokariyan menyediakan hingga 2.500 makanan dan minuman buka puasa. Salah satu kuliner khas buka puasa ala Masjid Jogokariyan adalah es setup nanas.

Berbagai menu itu disediakan secara gratis bagi setiap pengunjung yang ingin berbuka di Masjid Jogokariyan. Para warga Kampung Jogokariyan bergotong royong dalam menyiapkan menu buka puasa itu.

“Masyarakat di sini gotong royong menyiapkan menu buka puasa, dibantu relawan. Semua yang hadir boleh menikmatinya, gratis. Saya senang lihat orang buka puasa di sini,” kata salah seorang angota DKM masjid.

Masjid Jogokariyan tidak hanya dikenal di Tanah Air, tapi telah mendunia. Banyak pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) melakukan studi banding ke masjid ini. Belajar bagaimana cara mengelola masjid yang benar. Masjid Jogokariyan menyadarkan banyak orang, masjid itu seharusnya tidak hanya meminta, tetapi juga membantu kepentingan umat.

Mencegah Paham Komunis

Sejumlah media telah mengungkapkan, Masjid Jogokariyan dibangun tak lama setelah penumpasan G30S/PKI. Setelah berdiri, masjid itupun menjadi tempat kegiatan organisasi pemuda Islam seperti KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan juga HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Pada waktu itu, mereka mengadakan berbagai kegiatan di Masjid Jogokariyan untuk mencegah paham komunisme tumbuh lagi di kawasan Kampung Jogokariyan.

Masjid Jogokariyan semula didirikan tahun 1966 oleh Pengurus Muhammadiyah Ranting Karangkajen sebagai media dakwah untuk memperkuat nilai-nilai keislaman pada para penduduk yang tinggal di sekitar masjid. Waktu itu, hampir semua warga Jogokariyan berasal dari “kaum abangan” yang lebih mengutamakan kultur kejawen ketimbang dengan kultur keislaman.

Sebelum ada masjid itu, segala aktivitas keagamaan dilakukan di sebuah musholla kecil berukuran 3×4 meter persegi, di pojok kampung. Kemudian didirikanlah Masjid Jogokariyan, sekalius  untuk menghilangkan cap Kampung Jogokariyan yang pada tahun 1965 dikenal sebagai sarang Komunisme.

Sejalan dengan perkembangan, Masjid Jogokariyan juga menyediakan kamar bagi para musafir yang konsepnya dibuat seperti hotel. Para musafir yang ingin menginap di hotel itu dikenakan tarif Rp150 ribu hingga 250 ribu. Terdapat 10 kamar reguler dan satu kamar VIP.

“Awalnya kami hanya memberi fasilitas buat musafir, namun seiring waktu ada suami istri yang bawa anak yang menginap sehingga perlu privasi dan disediakan kamar,” kata Syubhan Noor, Ketua Takmir III Masjid Jogokariyan dikutip dari Liputan6.

Berawal dari sebuah langgar kecil di Kampung Pinggiran Selatan Yogyakarta ini, Masjid Jogokariyan terus berusaha membangun Ummat dan Mensejahterakan Masyarakat.  “Logo Masjid Jogokariyan terdiri dari tiga bahasa. Arab, Indonesia, dan Jawa. Ini adalah wujud dari semangat kami, untuk menjadi Muslim yang salih seutuhnya tanpa kehilangan akar budaya,” kata Syubhan.*** dari berbagai sumber.(edy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru