Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Banyak orang menggunakan masker kain di tempat-tempat umum, ternyata hal itu tidak disarankan karena kuman dan virus masih dapat terhisap.
Penggunaan masker kain tiga lapis tidak disarankan, kecuali bila penggunanya melapisi dengan masker bedah, agar bisa lebih terlindung, kata vaksinolog dan spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe.
“Masker kain sudah tidak dianjurkan, lagi pula masker bedah sudah banyak tersedia dan harganya terjangkau. Gunakan hanya masker berkualitas,” kata Dirga dalam webinar kesehatan, Kamis.
Dirga mengatakan, penggunaan masker sangat penting dalam mencegah penularan dalam protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Masker medis terbukti masih paling efektif jika digunakan dengan tepat.
“Saya menyarankan untuk mengganti masker maksimal enam jam, atau ganti segera setelah masker sudah basah atau kotor,” katanya, seperti dilansir antaranews.
Hati-hati pula saat membuka masker di tempat umum, pastikan hanya membuka masker untuk alasan penting seperti makan dan minum, juga praktikkan cara yang benar, ujar dokter itu.
“Lepas tali elastis dari telinga, jauhkan masker dari pakaian dan wajah untuk menghindari permukaan masker yang bisa saja terkontaminasi. Buang di tempat sampah, kemudian bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih berbahan alcohol,” katanya.
Pemerintah Indonesia terus menggencarkan percepatan program vaksinasi nasional sebagai upaya melindungi masyarakat.
Pemerintah menargetkan pemberian vaksinasi kepada 181,5 juta penduduk atau 70 persen dari total populasi untuk mencapai kekebalan komunal.
Meski demikian, dalam menangani pandemi Covid-19, masyarakat tidak boleh hanya mengandalkan satu proteksi kesehatan saja, perlindungan dari luar dengan penerapan protokol kesehatan pun penting untuk terus digalakkan.
“Saat ini, persentase penduduk Indonesia yang telah divaksin satu kali sebesar 11 persen dan vaksinasi lengkap sebesar 6,3 persen. Angka tersebut masih terbilang kecil dari total populasi Indonesia saat ini. Apalagi, saat ini kita dihadapkan pada ancaman berupa mutasi virus baru yang mulai ditemukan di tanah air,” katanya.
Ia melanjutkan, kewaspadaan perlu semakin ditingkatkan karena kehadiran vaksin memang menjadi langkah pencegahan yang penting diambil untuk membentuk kekebalan komunal, namun tidak ada langkah pencegahan yang 100 persen efektif.
“Memadukan perlindungan dari dalam dan luar menjadi upaya yang bisa kita lakukan bersama, untuk mengurangi risiko terpapar atau tertular virus,” katanya. (arl)