Wednesday, April 02, 2025
Home > Editorial & Opini > Menanti Janji Kampanye

Menanti Janji Kampanye

Anies-Sandi ditunggu janji kampanye mereka. (detik)

Kemenangan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno merupakan anti-klimaks dari kondisi politik yang belakangan ini memanas dan menjurus pada “perpecahan bangsa”, sehingga kata NKRI terus disebut-sebut – sebagai kesatuan yang harus diperjuangkan dan tidak dapat ditawar-tawar.

Pilkada Gubernur DKI 2017 yang mirip bahkan melebihi suasana Pilpres itu dinyatakan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian terkendali dan sebanyak 64.523 petugas gabungan Polri, TNI, dan unsur lain bertugas selama Pilkada berlangsung.

Jakarta pun jadi perhatian dunia. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat menyatakan sebanyak 29 negara melalui perwakilan dari kedutaan besar memantau Pilkada DKI putaran dua.

Usai kemenangan Anies-Sandiaga, berbagai komentar bersileweran melalui medsos – yang sesuai dengan sifatnya amat terbuka — ada yang mengucapkan selamat, ada yang meradang, ada yang menghujat, ada yang mengecam..dan berbagai komentar bagus-buruk lainnya. Intinya, ada yang menangis dan ada yang tertawa.

Ketika semua pihak seolah belum sempat tarik nafas, berbagai kalangan masyarakat langsung mempertanyakan program mereka yang diutarakan pada masa kampanye lalu.

Sejak diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Gerindra pada akhir 2016, Anies – Sandi menawarkan sejumlah program guna memajukan kota Jakarta dan kesejahteraan penduduknya, mulai dari program OK OCE, KJP Plus, dan menolak reklamasi.

Sandiaga mengatakan, program wirausaha One Kecamatan One Center for Enterprenuership (OK OCE), akan menjadi terobosan masalah urbanisasi yang kerap melanda Jakarta.

Anies-Sandi juga berjanji akan meneruskan program Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan KJP dan salah satu program pasangan Anies-Sandi yang mungkin menarik banyak minat warga Jakarta adalah uang muka rumah 0 Rupiah.

Yang paling menjadi perhatian, calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan keadilan bagi para nelayan di Jakarta Utara harus ditegakkan dengan menolak rencana reklamasi di Teluk Jakarta.

Anies Baswedan juga menjanjikan program bantuan khusus untuk warga lanjut usia (lansia) yang meliputi bantuan keuangan dan layanan kesehatan.

Untuk mengejawentahkan semua program ini, terntu bukan seperti membalik tangan. Ada persyaratan khusus, yaitu adanya persatuan dan kuatnya ikatan kerja sama berbagai pihak.

Ini amat difahami Anies dan Ahok. Mereka langsung melakukan pertemuan di Balaikota sehari setelah pencoblosan, dalam usaha mewujudkan rekonsiliasi antarpendukung.

“Kita bicara dua hal, pertama, soal Pilkada kemarin dan kedua, kita sama-sama akan rekonsiliasi antarpendukung dan menjaga persatuan,” kata Anies.

Sedangkan Ahok juga menjamin pendukungnya akan tetap tenang menanggapi apa pun hasil Pilkada yang akan ditetapkan oleh KPU DKI Jakarta.

“Saya jamin semua pendukung saya tidak akan ribut-ribut lah. Saya jamin itu. Kami percaya kok semua itu Tuhan yang mengatur. Takdir kan ditentukan oleh Tuhan. Hidup itu, ya begitu,” ungkap Ahok yang mengimbau seluruh masyarakat melupakan persoalan yang terjadi selama kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.

Rekonsiliasi antarpendukung kedua kubu, — baik di kalangan akar rumput maupun pada elit menengan dan atas –memang amat diperlukan, dalam usaha mulusnya mengejawentahkan berbagai program yang sudah dicanangkan.

Gontok-gontokan verbalistis menyangkut ideologi, agama, etnis, budaya, politik, harus disurutkan bila menginginkan Jakarta damai, berbudaya, aman dan tenang.

Suasana kondisuf dibutuhkan bila menginginkan program Gubernur baru itu dapat terwujud dan hasilnya dapat dinikmati rakyat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru