Thursday, December 12, 2024
Home > Cerita > Cerita Khas > Mengapresiasi Profesi dan Peran Perawat,  Catatan Widodo Asmowiyoto

Mengapresiasi Profesi dan Peran Perawat,  Catatan Widodo Asmowiyoto

Widodo Asmowiyoto. (mr)

Setiap tanggal 12 Mei adalah Hari Perawat Internasional. Bagi Indonesia, Hari Perawat Nasional jatuh pada tanggal 17 Maret. Penetapan hari penting sedunia dan nasional itu tentu masing-masing mempunyai alasan historis. Terkait profesi perawat, layak kalau dikatakan bahwa aspek kemanusiaannya sangat menonjol baik bagi level sejagat maupun hanya untuk lingkup Indonesia.

Terkait profesi dan peran perawat ini, sebelum berbincang lebih jauh, saya sendiri mempunyai kenangan yang tidak akan terlupakan sepanjang hidup. Karena pertama, selama 11 hari pada 2004 (4-14 Agustus) saya menjalani operasi ginjal kanan di RS Advent, Kota Bandung. Kedua, menjelang bulan Ramadan 2021 lalu saya terkena Covid-19 dan harus dirawat selama 17 hari di RS BP Batam, Kepulauan Riau.

Selama berada di rumah sakit, sebagai pasien saya sehari-hari lebih sering berkomunikasi dengan perawat. Apalagi ketika selama berada ruang perawatan di RS BP Batam, praktis hanya para perawat dan petugas kebersihan yang diutamakan masuk ruangan dan berbincang dengan pasien. Sedangkan dokter hanya berbicara melalui intercom. Hal ini bisa dimengerti karena situasi pandemi Covid-19 saat itu sedang meninggi dan mulai memakan korban para tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan ada sekitar 80.000-180.000 atau lebih dari 100.00 tenaga kesehatan di seluruh dunia meninggal akibat Covid 19 pada periode Januari 2020 hingga Mei 2021 (www.bbc.com, Oktober 2021). Dari jumlah itu, 2.032 orang di antaranya merupakan tenaga kesehatan Indonesia.

Khusus untuk Indonesia, ke 2.032 orang tersebut terdiri atas 730 dokter, 670 perawat, 388 bidan, dan profesi medis lainnya. Angka itu ternyata berbeda jauh dengan estimasi WHO, yang menyebutkan hanya 340 nakes yang meninggal. Adapun estimasi International Health Metrics and Evaluation, jumlah nakes yang meninggal di Indonesia akibat Covid pada periode itu 760 orang.

Garda terdepan

Tentang jumlah nakes yang menjadi korban Covid bisa saja berbeda karena terus ada perkembangan situasi pandemi Covid waktu itu. Terpenting adalah bagaimana kita dengan ikhlas mampu menghargai sumbangsih mereka dalam menangani dunia kesehatan, terutama pandemi Covid 19 yang mudah-mudahan segera berakhir pada 2022 ini.

Terkait peringatan Hari Perawat Internasional, juga Hari Perawat Nasional yang telah lewat, layaklah kiranya kalau kita menyaampaikan penghargaan yang tinggi kepada mereka yang berkecimpung dalam profesi ini. Apalagi sekitar 50 sampai 80 persen segmentasi tenaga kesehatan di Indonesia ternyata adalah perawat (Ariel Maulana, www.unpad.ac.id, 02/07/2021). Dengan komposisi sebanyak itu, perawat menjadi garda terdepan dalam perawatan penderita Covid 19. Meskipun demikian, perawat Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan.

Kepala Departemen Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis, Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran, Yanny Trisyani, SKp, MN, PhD, mengungkapkan, perawat memberikan kontribusi signifikan dalam memberikan layanan kesehatab dalam penanganan Covid 19. Mulai dari tingkat fasyankes (fasilitas layanan kesehatan) hingga pada tingkat perawatan kritis di rumah sakit.

“Pandemi Covid 19 memberikan gambaran nyata tentang bagaimana kontribusi keperawatan dalam merespons terhadap pandemi,” ungkap Yanny saat menjadi pembicara kunci dalam webinar “Let’s Fight This Global Challenge: Emergency Management in Covid 19 Pandemic Situations” yang digelar Fakultas Keperawatan Unpad, Kamis (1/7/2021).

Tantangan pertama yang dihadapi adalah masih adanya gap pengetahuan di antara perawat. Pelayanan keperawatan pada pasien level moderat, akut, hingga kritis memerlukan kompetensi keperawatan yang lebih profesional. Apalagi, pandemi menuntut  perawat untuk menguasai   beragam kompetensi baru dalam melaksanakan prosedur perawatan Covid 19.

Untuk menyiapkan kompetensi tersebut, Yanny mendorong pemerintah untuk membuka akses pendidikan dan pelatihan lebih luas bagi perawat. Utamanya kesempatan akses pendidikan profesional, seperti pendidikan spesialis kegawatdaruratan. “Akses edukasi dan training harus dibuka untuk memperkuat perawat,” ujar Yenny.

Sebagai garda terdepan, perawat juga harus mampu menerapkan safety practice agar bisa terhindar dari paparan Covid 19. Disiplin menggunakan APD (alat pelindung diri) yang tepat sesuai dengan kondisi kegawatdaruratan harus terus diterapkan oleh perawat.

Sayangnya, kata Yenny, perawat juga dihadapkan pada tantangan fasilitas yang kurang memadai. Sejumlah fasyankes masih belum adekuat, terutama di sektor logistik.  Ketersediaan APD yang terbatas, bahkan hingga keterbatasan tenaga perawat kerap terjadi di beberapa wilayah.

Tantangan selanjutnya adalah penguatan kepemimpinan di sektor  keperawatan. Yanny menjelaskan, representasi kepemimpinan seorang perawat dalam level yang lebih tinggi dipandang masih kurang. Perawat seyogianya punya kontribusi penting dalam pengambilan kebijakan melalui dukungan kepemimpinan yang kuat.

Tidak kalah penting, peran perawat dalam hal promosi dan edukasi kesehatan mengenai Covid 19 sangat dibutuhkan. Saat ini, kata Yanny, keberhasilan memutus penularan Covid 19 bergantung penuh dari perubaan perilaku masyarakat.

Pemberian edukasi harus dilakukan kontinu dan tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. Edukasi ini memerlukan sentuhan teknologi dan kreativitas agar proses ini bisa berlangsung tanpa memunculkan risiko penularan baru.

Perlu diapresiasi

Perlunya peran perawat diberi diapresiasi terutama pada masa pandemi itu juga dikemukakan oleh Kapusdik SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan, Dr. Sugiyanto, SPd, MAppSc (covid19.go.id, 17 Mei 2021). Mengapa?  Karena merekalah yang berinteraksi langsung dengan pasien di garis depan. Totalitas perawat dalam menjalankan tugas penuh risiko di tengah pandemi merupakan salah satu kekuatan utama menanggulangi Covid 19 di Indonesia.

Diakuinya bahwa peran perawat ini sangat krusial karena para dokter tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan para perawat. “Kita tahu mereka bekerja secara komprehensif. Mereka bisa menjadi motivator dan pada saat awal pandemi, advokasi kawan-kawan perawat sangat luar biasa dalam mencegah timbulnya stigma negatif bagi pasien Covid 19,” kata Sugiyanto dalam Dialog Produktif bertema “Perawat Merawat Semangat” yang diselenggarakan KPCPEN (Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasioal), Rabu (17/3/2021).

Sugiyanto juga menuturkan bagaimana kebesaran hati para perawat dalam menjalankan tugas mereka. Karena para perawat itu harus meninggalkan keluarga, semata agar pasien cepat sembuh. “Mereka ujung tombak pada masa pandemi,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Hanif Fadillah, juga memberikan apresiasi kepada para perawat yang hingga kini masih berjuang menanggulangi pandemi. “Secara umum, tugas perawat itu memberikan asuhan keperawatan baik saat pandemi maupun sebelum pandemi. Memang ada tantangan tersendiri saat pandemi seperti saat ini, seperti sifat penyakitnya yang mudah menular sehingga perawat harus lebih hati-hati, waspada serta disiplin. Jumlah pasien yang tinggi juga memberikan beban yang lebih dari biasanya,” ujar Hanif.

Evy Ina Sassauw, Perawat RSDC Wisma Atlet, mengungkapkan pengalamannya merawat pasien Covid 19 berikut ini, “Tentunya ada rasa takut tertular, tetapi kami di sini sudah dibekali protokol pemasangan alat pelindung diri. Kami juga saling mendukung dan saling mengingatkan untuk istirahat yang cukup agar tidak stres, makan makanan yang sehat dan bervitamin agar tetap semangat melayani asuhan keperawatan kepada pasien.”

Apa yang dikemukakan Evy Ina itu mengingatkan saya saat terbaring lemah terkena Covid di RS BP Batam. Alhamdulillah Tuhan Yang Mahakuasa masih menganugerahi umur panjang kepada saya. Alhamdulillah pula, sebagai penyintas saya sudah divaksin tiga kali.*** (Penulis adalah wartawan senior tinggal di Bandung)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru