Mengetuk Pintu Langit
Puisi: Djunaedi Tjunti Agus
tiada yang berhak disembah
kecuali Dia Yang Maha Kuasa
tiada tuhan selain Allah
semoga semua itu selalu terjaga
tak mampu dibelokkan sedetikpun
meski oleh raksasa penista
atau janji kekayaan berlimpah
kedudukan dengan kekuasaan penuh
oleh wanita pengguncang dunia
hanya kepadaNya hamba berharap
memohon dalam sujud panjang
mengetuk lembut pintu langit
berharap impian diijabahi Allah
hanya Dia harapan, tiada lain
memberi ampunan, menerima taubat
menutup lembaran kelam
diberi Rahmah, hidayah jalan lurus
nikmatNya tak tertandingi
mata, telinga, seluruh batang tubuh
adalah nikmat yang luar biasa
tak ternilai, tak tergantikan
meski oleh seluruh kekayaan dunia
semua didapatkan kecuali dariNya
lalu kenapa ada yang masih tergoda?
oleh rayuan iblis dan pengikutnya
pantaskah kita mangkir
menolak segala perintahNya
lalu melanggar segala laranganNya
apakah hati kita telah hitam?
penuh titik-titik dosa, kelam
apakah mata kita sudah lamur
telinga tak lagi mendengar
mungkinkah semua pertanyaan itu
tak pernah terbersit di hati kita
saatnya kita bersujud dalam-dalam
membenamkan kepala di sajadah
hati dan pikiran hanya kepadaNya
mengetuk langit dengan lembut
memohon pada setiap sujud
menyesali semua perbuatan dosa
berharap ampunan, perlindungan
semoga dalam sisa kehidupan
hanya kebaikan yang dilakukan
mudah-mudahan jalan panjang
perbuatan penuh pembangkangan
semua berubah, patuh dan taat
hanya kepadaMu, Allah Maha Kuasa
semoga hati dan pikiran selalu lurus
tak lagi tergoda oleh setan
maupun oleh seluruh pengikutnya
hanya kepadaMu aku meminta
260820