MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Sadikin Aksa mencalonkan diri sebagai bakal calon ketua umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI) 2015-2019, setelah selama empat tahun sebelumnya menjabat sebagai wakil ketua umum dan delapan tahun sebelumnya gagal menjadi orang nomor satu di organisasi olahraga yang pernah berjaya itu.
Ia gagal menjadi orang nomor satu di IMI (IMI 1) karena suara lebih banyak berpihak pada Ari Batubara – yang menduduki kursi nomor satu IMI selama dua periode – kemudian periode berikutnya posisi itu ditempati Nanan Soekarna, mantan Wakapolri.
Pria kelahiran Makassar 3 Juni 1977 ini memang tidak asing di dunia otomotif, karena ia seorang atlet reli mobil nasional, sedangkan adiknya, Subhan Aksa, juga atlet reli mobil bahkan sudah melanglangbuana mengikuti seri kejuaraan dunia (WRC=world rally championship).
Selain atlet otomotif, ia juga pengusaha dan menjabat sebagai direktur utama PT Bosowa Berlian Group dan kini komisaris utama di Bosowa Group, yang salah satu usahanya juga bergerak di bidang otomotif.
Pantaskah Sadikin yang akrab dipanggil Ikin itu menjabat ketua umum PP IMI? Mengapa ia gagal 12 tahun lalu untuk memimpin organisasi yang sempat berjaya dan pernah amat karismatik itu?
Atau bisakah Indonesia kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan seri kejuaraan dunia, seperti kejuaraan dunia reli yang pernah diadakan dua kali di Tanah Air. Bagaimana kiprah IMI dalam menyukseskan Indonesia GP yang dijadwalkan di Indonesia? Bagaimana kiprah IMI sebagai regulator dalam mengembangkan bakat para atlet muda?
“Saya ingin memberdayakan semua pengurus provinsi IMI di Indonesia. Ini belum pernah dilakukan sebelumnya,” kata Sadikin kepada media baru-baru ini.
“Ya kami ingin IMI maju dan untuk itu kami ingin terus diajak bekerja sama,” kata Sutarto dari Pengprov IMI Kalimantan Timur.
Sadikin kelihatannya amat bersungguh-sungguh dalam mengumandangkan penjabaran “blue-print” kinerjanya bila terpilih sebagai tokoh IMI 1.
Ia sudah melakukan pendekatan kepada para pengurus Pengprov IMI dan hasilnya sebanyak 28 pengurus Pengprov mnginginkan ia naik menjadi orang nomor satu di organisasi yang bermarkas di dekat lapangan tenis di Senayan itu.
Ternyata Sadikin amat serius. Ia sudah membuat program kerja jitu dengan tema akselerasi, melalui tiga sasaran, yaitu “change” (perubahan), “communication (komunikasi internal & eksternal) dan “clear’ (jelas).
Dalam “change”, di antara sasaran akselerasi adalah mengoptimalkan kerja internal, seperti penguatan hubungan antar pengurus, peningkatan fungsi olahraga dan wisata. Dalam “communication” terdapat usaha peningkatan sistem teknologi komunikasi, peningkatakan sosialisasi regulasi & informasi melalui media digital, komunikasi pusat dan daerah dan hubungan internasional lebih terbuka.
Pada unsur “clear” terdapat usaha untuk meningkatkn kinerja organisasi, laporan keuangan secara periodik, peningkatan orientasi bisnis, peningkatan mutu dan asset IMI.
“Saya ingin agar nanti IMI juga menjadi wadah pasar industri, menjadi alat tempat berpromosi. Utuk itu semua, kita harus bekerja sama dengan para Pengprov di tanah air dan kantor IMI di daerah pun harus representatif,” kata Sadikin, yang juga ketua umum PSM Makassar.
“Kita perlu berubah untuk lebih baik, jadi program kerja yang kami rancang harus melibatkan Pengprov IMI, tidak hanya dalam tahap perencanaan tapi juga pelaksanaan,” ujarnya.
Untuk itu, tambahnya, “Makanya pada dua tahun pertama saya akan melakukan koordinasi untuk mendapatkan kinerja berkualitas dan dua tahun berikutnya tahapan excellence menjadikan IMI sebagai induk organisasi terbaik.
Dalam pertemuan Sadikin Aksa dengan 28 pengurus Pengprov IMI, diperoleh masukan akurat sebanyak 176 item, yang dibagi atas bidang organisasi & administrasi (32 item), organisasi (35), olahraga roda 2 (35), olahraga roda 4 (13), wisata (19). Kondisi yang diinginkan Pengprov (21) serta usul program Pengprov (21).
Di antara item “Kondisi yang diinginkan Pengprov,” para pengurus daerah mengimbau agar ketua umum IMI harus selalu menanggapi keluhan dari Pengprov, baik dalam bentuk surat, telepon atau pun SMS.
“Bapak Sadikin Aksa harus menjadi pemimpin yang mampu menjadi lokomotif organisasi IMI yang baik dan berdiri di semua kepentingan dan kebutuhan organisasi,” kata pengurus Pengprov IMI.
IMI 1 dan F1
Nanan Soekarna ketika kampanye untuk kursi nomor satu IMI empat tahun lalu, menjanjikan pada masa kepengurusannya akan mewujudkan keinginan komunitas olahraga bermotor Indonesia untuk membangun sirkuit Formula 1.
“Saya kira dalam empat tahun ini kita dapat membangun sirkuit F1 di Indonesia, mungkin di Jakarta atau pun di Bali,” katanya saat itu. Tapi hingga kini kenyataannya nol.
Sadikin Aksa tidak ada menjanjikan apa-apa secara fisik, kecuali berusaha membantu pembangunan sirkuit kecil di daerah, yang saat ini sudah ada di beberapa tempat. Ia hanya menjanjikan program perbaikan organisasi serta para pemangku kepentingan yang ada di dalam dan sekelilingnya.
Bila Ikin berhasil naik ke kursi IMI 1, maka ia menjadi ketua monumental seandainya tahun depan ada atlet Indonesia yang berkiprah di laga F1. Calon kuat pebalap F1 Indonesia adalah Rio Haryanto serta Sean Gelael, yang saat ini menekuni kejuaraan GP2 Series dan Formula Renault 3.5. Selain itu, terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah kejuaraan MotoGP dua tahun mendatang.
Bila Rio jadi masuk kokpit F1 pada 2016 atau Sean Gelael pada 2017 atau 2018, maka Ikin akan menorehkan catatan sejarah, karena pada era dia lah untuk pertama kalinya atlet Indonesia berkiprah pada ajang laga Formula Satu.
Ikin sepertinya akan mulus meluncur ke kursi nomor satu IMI, karena beberapa pesaingannya yang disebut-sebut di media, belum ada membuat semacam “blue-print” seperti yang dilakukan putra mantan wakil ketua MPR Aksa Mahmud itu.
Aksa Mahmud (70) adalah pendiri Bosowa Corp yang bergerak di bidang otomotif, semen, logistik & transportasi, pertambangan, properti, jasa keuangan, infrastruktur, energi, media, dan multi bisnis. Ibu Sadikin Aksa, Ramlah Kalla, adalah adik Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan Sadikin merupakan anak keempat dari lima bersaudara.
Munas IMI akan berlangsung pada 18 Desember 2015 di Jakarta dan pada hari itulah akan diketahui apakah Ikin akan berhasil mewujudkan impiannya menjadi IMI 1, seperti juga diimpikan 28 pengurus Pengprov IMI yang mendukungnya.
We wait and see. (arl)