Ada pebalap senior Sean Gelael yang sedang berjuang keras untuk tampil pada ajang lomba Formula Satu (F1), yaitu Rio Haryanto.
Pebalap asal Solo itu merupakan harapan bangsa sebagai pemuda Indonesia pertama berlaga di ajang F1, tapi ada pebalap kedua, yang juga diharapkan, yaitu Sean Gelael.
Siapa di antara keduanya yang berhasil masuk kokpit mobil tim F1? Waktu yang akan menjawab dan sejarah akan menorehkannya dengan tinta emas.
Rio yang usianya empat tahun di atas Sean, sudah empat tahun mengikuti lomba GP2 dan untuk 2015 ini berada di urutan keempat klasemen sementara, setelah sebelumnya berada di tangga ketiga.
Karena penampilannya yang bagus, pebalap dari tim Campos Racing itu sudah mendapat tawaran dari salah satu tim F1, namun dibutuhkan dana cukup besar untuk dapat bergabung, sekitar Rp400 milyar.
“Ada tiga hal yang harus dipenuhi untuk bisa tampil di F1, yaitu skill, dana, dan ketersediaan seat. Skill dan seat sudah ada, tinggal dana yang belum ada. Tak setiap musim ada seat kosong, jadi ini kesempatan bagus. Juara GP2 pun belum tentu bisa ke F1 kalau tidak ada seat,” tutur Indah Penywati, ibunda Rio.
“Kalau tim papan bawah butuh dana sekitar 20 juta dollar AS, tapi itu juga baru perkiraan. Tapi kalau yang menawari tim papan tengah, ya bisa sampai 30 atau 40 juta dolar AS. Sampai sekarang kami belum punya dana itu,” tambah Indah, yang sudah menemui Presiden Jokowi untuk mengenalkan putranya kepada orang nomor satu di negara ini, dan tentu saja untuk membantu…mencarikan dana.
Bagaimana dengan kondisi Sean Gelael dilihat dari sisi “skill, dana dan tersedianya seat” untuk 2017 atau 2018?
Sekali lagi, sejarah yang akan mencatat, karena masih ada beberapa faktor lain untuk dapat naik mobil F1, -seperti faktor politik, ekonomi dan tentu saja termasuk faktor X – yang eksistensinya sulit diprediksi.

Ayahanda Sean, Ricardo Gelael, mengatakan bahwa Sean butuh jam terbang karena balapan butuh pengalaman selain tentu saja menguasai teknik berlaga di sirkuit.
“Saya lihat pada lomba terakhir rasa percaya dirinya meningkat, padahal pada lomba sebelumnya terutama yang di Sochi, Rusia, – GP2 – menurut saya rasa percaya dirinya menurun. Ia harus konsisten dan saya rasa tahun depan (2916) kiprahnya akan semakin baik,” kata mantan pereli nasional itu.
Yang penting, Sean harus membalap pada 2016. Kita tunggu kiprah pemuda Jakarta itu dalam usaha mengharumkan bangsa dan negara dan untuk itu ia tentu saja butuh bantuan dari berbagai pihak. (arl)