Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) Relokasi ratusan pedagang kaki lima (PKL) Taman Kota Kuningan, ke eks Yogya atau eks Kuning Ayu di Jalan Dewi Sartika, untuk membuat ruas jalan otista agar jalan terlihat tertib dan aman, Jum’at (16/4/2021).
Bupati Kuningan, H Acep Purnama mengatakan relokasi dilakukan di Eks Yogya hanya sementara, yang nantinya akan kembali ke tempat lebih permanen. “Dengan penempatan seperti ini setidaknya, kroditnya jalan bisa diatasi,”ujarnya.
Bupati Kuningan berharap dengan terpusatnya PKL di Eks Yogya, masyarakat Kabupaten Kuningan bisa berbelanja dan menikmati jajanan di sini. “Paling tidak malam minggu suka ada Kuliner Dewi Sartika (Kuldesak) nah inilah bagiannya,”terangnya.
Soal menurunnya omset penjualan para pedagang setelah direlokasi, Bupati Kuningan menjawab hal tersebut masih wajar. “Ya itu mah wajarlah kita kan sedang berjuang, makanya kita gaungkan secara bersama – sama, yang kemarin dagang bakso di otista sekarang kita tempatkan di sini,”imbuhnya.
Pihaknya pun akan mengembalikan para PKL ke eks PJS usai revitalisasi taman kota selesai. “Di lokasi eks Yogya ini milik pak dudung sifatnya hanya sementara usai revitalisasi taman kota. Paling tidak saya akan menata di eks pjs, nanti akan saya tempatkan di sana,”tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagperin) Kuningan, Uu Kusmana menjelaskan adanya relokasi dikarenakan, area sekitar tamkot tidak diperkenankan untuk berjualan. “Selain itu agar jalan otista terlihat asri, aman dan tertib, dipilih di sini biar penempatannya satu area, selain agar tidak mengganggu alur lalu lintas,”paparnya.
Pihaknya pun akan menyediakan listrik dan air untuk tempat PKL Taman Kota, dan akan disediakan handsanitiser sesuai protokol kesehatan. Perlu diketahui, sebelum relokasi para PKL direlokasi ke Jalan Otista saat revitalisasi pembangunan tamkot Tahap 1, sejak bulan September 2020 lalu.
“Ini semua ngga masuk akal, kita dikasih surat dadakan kemarin sekitar pukul 16.30 WIB, malah bangunannya masih seperti ini, Kami bukan mau melangkahi pemerintah tapi ini untuk waktunya tidak pas,”ujar Erwin salah satu anggota PKL Tamkot Kuningan.
Ia berharap agar pemerintah memberikan waktu untuk mengundur hingga selesai Hari Raya Idul Fitri. “Karena mencari pelanggan, nggak sehari – dua hari, waktu dulu direlokasi juga kan nyari lapak sendiri, nggak dibantu sama pemerintah,pokoknya intinya saya nggak setuju benar – benar nggak setuju,”tandasnya.
Seolah diaminkan oleh PKL lainnya, seperti Yeti, pun menjerit atas relokasi yang dikabarkan secara mendadak. “Sudah mah kemarin covid-19, penjualan sepi, sekarang pas sudah sedikit rame malah disuruh pindah, saya mah belum siap. Karena kan mencari pelanggan tuh ngga semudah itu, sekarang di tempat yang dalam kayak gini, aduuh, saya hutang juga ngga kebayar,”ujar Yeti sambil menahan air matanya.
Yeti pun menyangsikan relokasi akan meningkatkan pendapatannya. “Karena selama enam bulan setelah pindah ke tamkot baru ada peningkatan sekarang nol lagi ,kecuali setelah lebaran,”katanya yang diaminkan oleh rekan pedagang lainnya.
Terlihat saat relokasi, beberapa pedagang masih dalam kondisi bingung, dan terpaksa ikut perpindahan. “Ya mau gimana lagi, kalau ngga pindah, daripada digusur dari jalan, ya sekarang sudah dikasih tempat, ya mau gimana lagi, namanya juga rakyat,”tandas Arip,Pedagang Aksesoris Tamkot Kuningan. (Dien)