MIMBAR-RAKYAT.Com (Palembang) – Tim dokter RS dr Mohammad Hoesin Palembang (RSMH) dan RS Dr Soetomo (RSDS) Surabaya berhasil melakukan operasi pemisahan terhadap bayi kembar siam Aysha dan Alisya, Selasa (27/8). Namun, setelah operasi pemisahan yang berlangsung selama 7 jam itu, satu bayi meninggal dunia.
Dokter spesialis bedah anak RSMH, Sindu Saksono mengatakan, bayi kembar siam Aysha dan Alisya saling menempel di bagian perut, dada, hingga ke pinggang.
Berdasarkan hasil diagnostik, Alisya yang disebut bayi 2 tidak memiliki paru-paru dan sistem pernapasan yang lengkap. Selama 15 hari sebelum dioperasi, bayi Alisya menumpang bernapas dari paru-paru milik bayi Aysha yang disebut bayi 1.
“Selama masa tersebut, bayi 1 menunjang hidup adiknya ini. Hasil observasi sejak dirujuk ke sini, kondisi bayi 1 baik dan bayi 2 jelek. Namun kondisi bayi 1 memburuk karena organnya menunjang kehidupan bayi 2 juga. Bayi 1 semakin hari semakin kewalahan dibuktikan dari jantungnya yang membengkak. Akhirnya kita putuskan untuk operasi pemisahan,” ujar dr Sindu usai operasi.
Pada Selasa (27/8) pukul 01.00 WIB, persiapan operasi dilakukan. Pada pukul 09.00 WIB alat anestesi mulai dipasangkan di tubuh bayi.
Pemisahan berhasil dilakukan pada pukul 12:27 WIB sampai dengan merekonstruksi dan memulihkan luka bayi hingga selesai pada pukul 16:.00 WIB.
Namun, bayi Alisya meninggal dunia setelah pembuluh darah vetal circulation yang menghubungkan kedua bayi diputus. Hal tersebut merupakan keputusan tim dokter yang terdiri dari 30 orang karena ternyata operasi pemisahan tidak bisa menyelamatkan keduanya.
“Bayi 2 dapat asupan darah segar dari bayi 1. Jadi kita enggak tahu itu bayi 1 bisa bertahan berapa lama kalau dibiarkan saluran darah itu. Akhirnya 10.20 bayi kedua tidak mendapatkan pasokan darah lagi dari bayi 1. Mohon maaf dari operasi yang sulit ini kita [hanya] bisa menyelamatkan satu bayi,” ujar dokter spesialis anak RS Dr Soetomo Surabaya, Agus Harianto.
Kondisi bayi Aysha saat ini masih dirawat di ruangan neonatal intensive care unit (NICU) RSMH Palembang hingga 7 hari ke depan. Dokter Spesialis Anak RSMH Palembang dr Ria Nova mengatakan pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan observasi kondisi bayi Aysha yang saat ini dalam kondisi stabil.
“Yang kita pantau adalah luka yang ditutup dari hasil operasi. Serta suhu bayi agar tidak menjadi hipotermia. Juga kita pantau sirkulasi darahnya karena ada penebalan dinding jantung sebagai dampak dari menunjang bayi 2 sebelumnya,” ujar Ria.
Selain itu, tim dokter pun memantau tanda-tanda infeksi usah operasi besar yang diterima bayi tersebut yang berpotensi mempengaruhi kerentanannya. Dia menyebutkan bayi Alisya mengalami kelainan jantung atresia trikuspid yang menyebabkan katup jantung tidak terbuka lebar. Bayi Alisya pun mengalami microchepaly yang menyebabkan ukuran kepalanya lebih kecil dari normal.
“Ada juga labio gnato palato schizis atau sumbing. Keberhasilan tim dokter akan ditentukan dalam masa 7 hari pasca operasi. Kita berharap semua berjalan lancar, bayi bisa bertahan. Masa perawatan pascaoperasi pun bisa berjalan hingga 1 tahun kedepan seperti kasus bayi siam sebelumnya,” kata Ria.
Kasus bayi kembar siam yang lahir 12 Agustus 2019 di RSUD Kayuagung ini dirujuk ke RSMH Palembang pada 14 Agustus 2019.
“Saat dilahirkan berat total bayi 2,340 gram dengan usai kehamilan ibu Oris 35 minggu atas indikasi eklamis. Saat lahir, tampak perut dan dada bayi saling menempel,” ujar Humas RSMH Palembang Suhaimi. Suhaimi, mengatakan bayi kembar siam itu adalah buah hati pertama Afit (30) dan Orin Safitri (26).
Humas RSMH Palembang Suhaimi mengatakan, operasi pemisahan terhadap bayi kembar siam tersebut ditangani tim dokter ahli gabungan dari RSMH Palembang yang dipimpin dr. Sindu Saksono. Tim dokter RSMH dibantu 4 orang tim dokter dari RS Dr Soetomo Surabaya yang dipimpin dr Agus Harianto.(C/d)