Mimbar-Rakyat.com (Bekasi) – Organisasi Pengusaha Angkutan Darat ( Organda) Kabupaten Bekasi berharap Pemerintah Kabupaten ( Pemkab) Bekasi melalui Dinas Perhubungan memberikan perlindungan atas terpuruknya pemilik angkutan kota (angkot) sebagai dampak hadirnya angkutan transportasi daring (online).
“Angkutan kota itu berperan besar bagi negara melalui pemberlakuan perbedaan tarif kepada pelajar,” ujar Sekretaris Organda Kabupaten Bekasi, Yaya Ropandi kepada Mimbar0Rakyat.com, umat ( 9/09) melalui sambungan telepon .
Yaya menyatakan, tidak pernah pengemudi angkot meminta tarif ke pelajar sama dengan tarif umum.
Jadi, lanjutnya, wajar jika pemilik angkot mendapatkan perlindungan dari pemerintah daerah, misalnya dengan menggratiskan biaya keur ( uji kendaraan).
Terkait kenaikan harga bahan bakar minyak ( BBM) berdampak pada banyak hal. Salah satunya naiknya tarif angkutan umum.
Di Kabupaten Bekasi misalnya, Organda menyikapinya dengan mengusulkan kenaikan tarif angkutan kota sebesar 15 Persen .
“Kami Senin kemarin baru saja rapat dengan Dinas Perhubungan yang menyepakati kebaikan tarif angkutan sebesar 15 Persen,” ujar Yaya.
Yaya mengatakan, kenaikan harga BBM tentunya juga memukul para pemilik ataupun awak angkutan.
Apalagi, lanjut Yaya, saat ini cukup banyak angkutan kota yang terpaksa ‘ ngandang’ karena kalah bersaing dengan angkutan berbasis online.
Terhadap hal tersebut, lanjut Yaya, pihaknya juga menggagas beralihnya usaha pemilik angkutan dari tradisional menuju angkutan berbasis online dengan pembayaran menggunakan smart card atau kartu tempel.
” Ini menjadi solusi bagi pemilik angkutan kita untuk beralih ke moda angkutan baru berbasis online,” tegas Yaya .
Misalkan nanti ada peremajaan angkutan kota, lanjut Yaya, kendaraan baru bisa diarahkan sesuai perkembangan teknologi, menjadi angkutan dengan sistem online.
Di sisi lain, Organda Kabupaten Bekasi juga meminta Dinas Perhubungan untuk menggratiskan biaya uji kendaraan bagi angkutan kota. Ini setidaknya bisa meringankan beban pemilik angkutan kota yang sejak ada angkutan online memang terdampak sepi penumpang. ( Agus Suzana / arl)